Sebagai dosen, menyaksikan diri sendiri dalam rekaman kuliah memang bisa jadi pengalaman yang penuh kejutan. Video ketika saya menyampai kuliah Filsafat Sains untuk mahasiswa doktor di Universitas Negeri Malang (UM) kemaren, saya melihat diri saya penuh semangat, ekspresif, dan mungkin sedikit teatrikal? Tapi, setelah dipikir-pikir, ekspresivitas ini bukan hanya produk dari kebiasaan “overthinking” saya, tapi bisa jadi senjata ampuh untuk membuat mahasiswa tetap terjaga.
Bayangkan, setiap penjelasan saya menjadi drama kecil dengan gestur, nada naik-turun, dan wajah penuh ekspresi, hampir seperti sedang memberikan “stand-up comedy”. Bukankah ini cara terbaik untuk memastikan mahasiswa tidak tertidur di kelas? Siapa yang butuh kafein kalau dosennya sendiri adalah energi dalam bentuk manusia?
Mungkin menjadi ekspresif adalah kunci untuk membuat teori-teori filsafat sains hidup, lebih dari sekadar kata-kata di slide. Jadi, mari kita anggap ini bukan berlebihan, tapi seni!