Mengendalikan tarian hidup dalam kekacauan

Uzlah, khalwat, dan riyadhah, konsep-konsep dalam tasawuf, atau mistisisme Islam, yang berarti mengasingkan diri, menyendiri, dan melakukan pelatihan spiritual, bisa dianggap sebagai langkah-langkah dalam tarian kehidupan kita, terutama bagi para saintis dan dosen.

Bayangkan hidup kita seperti sebuah tarian. Dalam tarian ini, kita adalah penari, dan dunia adalah panggung kita. Namun, dalam dunia modern ini, panggung kita sering kali dipenuhi dengan ‘kebisingan’ – musik yang keras, penonton yang ramai, dan lampu yang menyilaukan.

Uzlah, dalam konteks ini, adalah seperti menari di sudut panggung, jauh dari keramaian. Ini adalah tentang membatasi penggunaan media sosial dan internet, atau setidaknya menggunakan mereka dengan lebih bijaksana, untuk menjauh dari keramaian dan hiruk-pikuk dunia digital.

Khalwat adalah seperti menari dalam kegelapan, di mana kita bisa merasakan setiap gerakan tubuh kita dan mendengar setiap detak jantung kita. Ini adalah tentang mencari waktu untuk diri sendiri, untuk merenung dan beribadah, meski di tengah keramaian digital.

Dan riyadhah adalah seperti melakukan latihan dan disiplin tarian, untuk menjaga keseimbangan dan keindahan gerakan kita, meski di tengah kekacauan dan distraksi. Ini adalah tentang melakukan latihan spiritual seperti shalat malam, berdo’a, dan meditasi, yang bisa membantu kita untuk lebih fokus dan tenang di tengah kekacauan informasi.

Dalam dunia modern yang serba cepat dan terkoneksi ini, konsep-konsep tasawuf seperti uzlah, khalwat, dan riyadhah menjadi semakin relevan dan penting. Mereka mengajarkan kita untuk menemukan kedamaian dan ketenangan dalam diri kita sendiri, untuk menjauh dari keramaian dan distraksi, dan untuk lebih fokus pada apa yang benar-benar penting dalam hidup kita.

Bagi para saintis dan dosen, ini berarti dapat menciptakan karya ilmiah yang berdampak, bukan karya yang ‘abal-abal’ atau ingin cepat selesai yang dituntut oleh luaran publikasi melalui cara mengendalikan tarian hidup dalam kekacauan. Menghasilkan karya intelektual yang berarti memerlukan waktu dan kondisi yang sesuai, bukan tekanan untuk produksi yang cepat. Oleh karena itu, seperti seorang penari yang mempersiapkan diri untuk penampilan terbaiknya, konsep-konsep ini perlu dipertimbangkan untuk digunakan dalam dunia akademik.