Melalui dua penelitian komprehensif, yaitu World Values Survey dan Teori Dimensi Budaya Hofstede, kita mendapatkan wawasan menarik tentang karakteristik bangsa Indonesia. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kita adalah bangsa yang sangat memprioritaskan nilai-nilai sosial dan religius dan menempatkan nilai kebersamaan dan kerjasama di atas kompetisi dan individualisme.
Secara unik, Indonesia mendapat skor tinggi dalam dimensi penghindaran ketidakpastian, menunjukkan preferensi kita terhadap stabilitas dan struktur yang jelas. Namun, di sinilah tantangan dan ironi muncul. Meskipun kecenderungan mencari kepastian adalah sifat yang manusiawi, kita juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan ketidakpastian untuk bertahan dan berkembang dalam dunia yang terus berubah.
Lantas, bagaimana kita mencapai keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan kebutuhan untuk beradaptasi? Bagaimana sistem pendidikan kita, khususnya pada level magister dan doktor, mempersiapkan generasi muda kita untuk menghadapi dunia yang penuh ketidakpastian ini? Dan, bagaimana kita bisa memperkuat rasa kebersamaan dan kerjasama di tengah perbedaan yang ada dalam masyarakat kita?
Pendidikan magister dan doktor di universitas memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa. Di sini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga belajar berpikir kritis, menerapkan pengetahuan, dan berkontribusi pada masyarakat dan bangsa.
Untuk membentuk karakter, universitas harus merancang program pendidikan yang tak hanya berfokus pada aspek akademis, namun juga pengembangan karakter. Beberapa strategi dapat dilakukan, seperti integrasi pengetahuan dan etika, pembelajaran berbasis proyek, keterlibatan masyarakat, pengajaran pendekatan interdisipliner, serta penyelenggaraan mentorship dan pembinaan karakter.
- Integrasi Pengetahuan dan Etika: Di era informasi saat ini, pengetahuan mudah diakses, tetapi bagaimana pengetahuan tersebut digunakan menjadi penting. Program magister dan doktor harus dirancang untuk mengintegrasikan pengetahuan dan etika, sehingga mahasiswa tidak hanya belajar bagaimana mencari dan menganalisis informasi, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi tersebut secara etis. Misalnya, etika penelitian dapat ditanamkan sebagai komponen utama dalam kurikulum riset.
- Pembelajaran Berbasis Proyek: Pembelajaran berbasis proyek adalah metode yang mempromosikan kolaborasi, keterampilan manajemen proyek, dan keterampilan interpersonal yang merupakan bagian penting dari karakter. Proyek yang ditawarkan harus dirancang sedemikian rupa sehingga mengharuskan siswa untuk bekerja bersama, berbagi tanggung jawab, dan memberikan serta menerima umpan balik dengan konstruktif.
- Pelayanan dan Keterlibatan Komunitas: Pendidikan tinggi tidak seharusnya terbatas dalam lingkungan kampus saja, melainkan juga melibatkan masyarakat. Mahasiswa harus diberikan peluang untuk berkontribusi secara nyata pada komunitas mereka, baik melalui proyek layanan atau penelitian yang berfokus pada masalah-masalah dalam masyarakat.
- Pengajaran Interdisipliner: Mendorong pendekatan interdisipliner dalam pengajaran dapat membantu mahasiswa melihat hubungan antara berbagai bidang studi. Ini dapat mendorong pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan inovasi. Misalnya, program yang menggabungkan ilmu komputer dan biologi bisa menghasilkan penelitian inovatif di bidang bioteknologi.
- Mentorship dan Pembinaan Karakter: Selain materi pelajaran, pengembangan karakter mahasiswa juga perlu menjadi prioritas. Dosen dan staf pengajar bisa memainkan peran penting dalam pembinaan karakter ini. Misalnya, melalui mentorship, di mana dosen membimbing mahasiswa dalam penelitian mereka dan membantu mereka mengembangkan keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk sukses dalam karir mereka.
Dengan pendekatan ini, program magister dan doktor di universitas dapat berperan aktif dalam membentuk dan memperkuat karakter bangsa. Mereka dapat mencetak generasi baru pemimpin dan peneliti yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga etis, bertanggung jawab, dan berdedikasi untuk melayani masyarakat.
Saya yakin, melalui refleksi dan diskusi berkelanjutan, kita dapat membangun karakter bangsa yang kuat, dinamis, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang kita yakini, namun tetap fleksibel dan inovatif untuk beradaptasi dengan perubahan zaman.