Jadilah bijaksana bukan menjadi benar

Untuk menjadi bijaksana, Anda tidak boleh selalu merasa benar sendiri. Pandangan orang terhadap kebenaran sangat beragam. Hal ini dapat kita lihat dari artikel Wikipedia mengenai konsep kebenaran (https://en.wikipedia.org/wiki/Truth). Jadi, jika kita memahami berbagai konsep kebenaran, kita tidak seharusnya selalu merasa benar karena setiap kebenaran memiliki hikmahnya. Jadilah orang yang bijaksana, bukan hanya orang yang merasa benar.

Berikut adalah contoh konkret dari setiap teori kebenaran yang merujuk pada teori yang ditulis di Wikipedia:

  1. Teori Korespondensi Kebenaran: Jika seseorang berkata “Matahari terbit dari timur” dan memang fakta yang terjadi adalah matahari terbit dari timur, maka pernyataan tersebut adalah benar.
  2. Teori Koherensi Kebenaran: Jika seseorang berkata “Bumi berbentuk bulat” dan pernyataan ini konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang ada (misalnya, foto bumi dari luar angkasa, pengukuran geodesi, dll.), maka pernyataan tersebut adalah benar.
  3. Teori Pragmatis Kebenaran: Jika seseorang berkata “Menggunakan helm saat berkendara dapat melindungi kepala Anda”, dan memang penggunaan helm telah terbukti mengurangi cedera kepala dalam kecelakaan, maka pernyataan tersebut adalah benar.
  4. Teori Konsensus Kebenaran: Jika sekelompok ilmuwan sepakat bahwa “Perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia”, maka pernyataan tersebut dianggap benar dalam komunitas tersebut.
  5. Teori Minimalis Kebenaran: Jika seseorang berkata “‘Bumi mengorbit matahari adalah benar”, ini sama dengan mengatakan “Bumi mengorbit matahari”. Frase “adalah benar” tidak menambahkan informasi tambahan.
  6. Pandangan Teologis tentang Kebenaran: Dalam agama Hindu, jika seseorang berkata “Dharma adalah kebenaran abadi”, ini berarti bahwa Dharma tidak berubah dan melampaui perbedaan waktu, ruang, dan orang.
  7. Teori Kebenaran Konstruktivis: Jika dalam suatu masyarakat, pernyataan “Pria harus berani” dianggap sebagai kebenaran, maka itu adalah kebenaran dalam konteks masyarakat tersebut, meskipun mungkin tidak berlaku dalam masyarakat lain.
  8. Teori Kebenaran Performative: Jika seseorang berkata “Saya berjanji akan datang tepat waktu”, kebenaran pernyataan tersebut terletak pada tindakan orang tersebut datang tepat waktu.
  9. Teori Kebenaran Pluralis: Jika seseorang berkata “Cinta adalah perasaan yang indah”, kebenaran pernyataan ini bisa berasal dari pengalaman pribadi (subjektif), konsensus budaya (sosial), atau penelitian psikologi (objektif).
  10. Teori Kebenaran Relativis: Jika dalam suatu budaya, pernyataan “Menikah muda adalah baik” dianggap benar, maka itu adalah kebenaran dalam konteks budaya tersebut, meskipun mungkin tidak berlaku dalam budaya lain.