Dosen di era ChatGPT: Menyibak kabut AI dengan bijaksana

Siapa yang menyangka bahwa ChatGPT, yang baru saja muncul di panggung dunia, bisa mengguncang dunia pendidikan dengan begitu dahsyat? Teknologi AI ini, dengan segala kecanggihannya, telah memaksa kita untuk memandang ulang peran tradisional dosen. Dulu, dosen adalah sumber informasi utama, tapi sekarang? Dengan informasi yang melimpah ruah di ujung jari, dosen harus bermetamorfosis menjadi pemandu wisata di hutan belantara informasi. Peran dosen bukan cuma jadi pemandu wisata biasa. Mereka juga harus memastikan mahasiswa tidak hanya mendapatkan jawaban, tapi juga memahami proses di baliknya, membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, serta menggunakan informasi dengan bijak. Di era serba digital ini, pendidikan bukan cuma soal hafalan, tapi juga tentang keterampilan berpikir kritis dan literasi digital.

Mari kita coba uraikan lebih jauh:

  • Menyaring informasi: Di zaman yang penuh dengan informasi ini, dosen membantu mahasiswa memilah mana yang benar dan mana yang hoax. Mereka mengajarkan bagaimana membedakan sumber yang bisa dipercaya dan yang cuma isapan jempol belaka.
  • Berpikir kritis: Dosen bukan lagi sekadar pemberi tahu, tapi juga pelatih yang mengajarkan mahasiswa untuk menganalisis informasi dengan kepala dingin, membandingkan dengan sumber lain, dan mencari bukti yang mendukung atau menentang klaim.
  • Refleksi: Dosen mengajak mahasiswa untuk merenung, mengaitkan informasi baru dengan yang sudah diketahui, dan memahami lebih dalam.
  • Mengerti konteks: Siapa yang berbicara? Apa tujuannya? Apakah ada agenda tersembunyi? Dosen perlu mengajarkan mahasiswa untuk memahami latar belakang informasi.
  • Bertindak dengan etika: Di zaman serba mudah ini, dosen menekankan pentingnya menggunakan informasi dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.

Jadi, dosen di era digital ini bukan cuma pemberi informasi. Mereka adalah mentor yang membimbing mahasiswa melalui labirin informasi. Kita harus mendukung transformasi peran dosen ini, karena merekalah yang mempersiapkan generasi penerus kita. Saya perlu memulai dari diri sendiri.