Dalam bayang-bayang pendidikan, kita menemui beragam wajah institusi yang berdiri tegak, menjanjikan ilmu dan pencerahan. Ada universitas, ada pula politeknik, dan tak ketinggalan kursus-keterampilan. Masing-masing dengan irama dan nada yang berbeda, namun berdendang dalam satu lagu: peningkatan kapasitas diri.
Universitas, bagaikan sebuah pustaka besar yang menyimpan berjuta pengetahuan, dari sains hingga seni, dari teknik hingga humaniora. Bukan sekadar tempat transfer ilmu teknis, tetapi juga ruang bagi tumbuhnya pemikiran kritis, analisis mendalam, dan penelitian yang tak kenal batas. Universitas, dalam esensinya, bukanlah sekadar institusi, melainkan sebuah ide. Ide tentang “nilai” yang lebih dari sekadar pengetahuan, melainkan pendidikan holistik yang membangun manusia dalam kerangka intelektual, sosial, dan emosional. Di sini, kita tidak membeli “komoditas”, melainkan “nilai”.
Namun, di sisi lain, ada politeknik dan kursus-keterampilan. Mereka bagaikan alat musik yang siap dimainkan, menekankan pada keterampilan spesifik, siap untuk diterjunkan ke medan kerja. Mereka berbicara tentang efisiensi, tentang “tenaga siap pakai”. Bukan berarti mereka kurang penting, justru sebaliknya. Mereka adalah jawaban atas seruan industri yang haus akan tenaga kerja terampil dalam sekejap.
Bayangkanlah, membandingkan tas Louis Vuitton dengan replikanya. Keduanya tampak sama, namun yang satu menawarkan “nilai” dalam bentuk kualitas dan prestise, sementara yang lain hanya menawarkan kemiripan. Begitu pula dengan universitas yang bagaikan “Louis Vuitton” dalam dunia pendidikan, menjanjikan kualitas dan “nilai” yang tinggi. Sementara politeknik dan kursus-keterampilan, mungkin lebih mirip replika, memenuhi kebutuhan spesifik dengan “nilai” yang berbeda.
Namun, satu hal yang harus kita ingat, setiap individu memiliki peta dan kompasnya sendiri. Bagi sebagian, pendidikan teknis mungkin menjadi jalan mereka. Tidak ada yang “lebih mulia” atau “lebih rendah”. Yang ada hanyalah pilihan, dan bagaimana kita menemukan jalan yang paling sesuai dengan hati dan pikiran kita.