Pengetahuan dan integritas: Refleksi atas pendidikan modern

Pendidikan modern seharusnya menjadi mercusuar moral yang menuntun kita menuju kebaikan, seperti yang mungkin diharapkan oleh Sokrates dalam filsafatnya. Tapi, lihatlah dunia pendidikan saat ini—tempat di mana kecerdasan justru digunakan untuk memperhalus tipu daya, memperkaya kreativitas dalam berbohong, dan mengasah keterampilan dalam memanipulasi data. Fenomena Profesor abal-abal dan publikasi ilmiah yang tidak patut adalah seperti puncak gunung es karena banyak lagi yang sukar dideteksi.

Sokrates mungkin berkata, “Orang pintar pasti baik,” tapi dalam praktiknya, sepertinya semakin pintar seseorang, semakin mahir dia bermain dengan trik-trik etis yang samar-samar. Akademisi yang terampil bukan hanya pandai dalam logika atau matematika, tetapi juga dalam seni memalsukan laporan penelitian termasuk publikasi ilmiah di jurnal akademik dengan elegan, sambil tersenyum penuh percaya diri di balik layar komputer.

Kita mengagumi para ilmuwan dan insinyur yang menghasilkan penemuan-penemuan besar, tapi kita juga tidak bisa menutup mata pada mereka yang dengan cerdik memanipulasi data untuk mendapatkan grant penelitian yang lebih besar dan juga dalam menghasilkan publikasi ilmiah. Kita memuliakan lulusan-lulusan universitas ternama, tetapi kita seringkali lupa bahwa di balik toga dan sertifikat itu, ada yang menempuh jalan pintas dengan “bantuan” catatan kecil di ujian.

Sokrates mungkin menganggap pengetahuan sejati akan mengarahkan seseorang untuk bertindak dengan baik, tapi di dunia nyata, pengetahuan tampaknya juga memberikan alat bagi mereka yang ingin bermain kotor. Dengan segala hormat kepada Sokrates, mungkin di zaman sekarang, kebijaksanaan harus dilengkapi dengan kode etik yang lebih ketat, bukan hanya asupan pengetahuan. Sebab, semakin cerdas seseorang, semakin lihai ia menutupi jejak-jejak moral yang dilanggarnya.

Jadi, mari kita renungkan: apakah pendidikan benar-benar menjadikan kita lebih baik, atau justru lebih licik dalam menyembunyikan keburukan? Mungkin sudah saatnya kita merenung kembali dan menulis ulang skrip pendidikan kita, atau sekadar memasang kamera pengawas di setiap sudut kelas!