Sejak saya pindah ke Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun 2022, saya mulai mendapat kepercayaan untuk menjadi ko-promotor mahasiswa S3 di bidang pendidikan. Meskipun latar belakang akademik saya adalah di bidang kimia material, tanggung jawab baru ini saya terima dengan semangat. Salah satu mahasiswa yang saya bimbing adalah M. Eval Setiawan, mahasiswa S3 Pendidikan Biologi yang tengah meneliti topik pendidikan kewirausahaan.
Setelah berdiskusi dengan Eval, saya mendapati bahwa topik penelitiannya memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih mendalam. Saya menawarkan perspektif baru dalam pendekatannya, yaitu dengan mengarahkan penelitian ke jalur kualitatif. Saya percaya bahwa pendekatan ini memungkinkan penggalian data yang lebih akurat dan mendalam. Namun, saya juga merasa bahwa untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang memengaruhi pembelajaran kewirausahaan, seperti kurikulum, sistem pendukung universitas, dan elemen-elemen lainnya, diperlukan analisis yang lebih inovatif.
Di sinilah muncul ide untuk menggunakan fuzzy logic analysis. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk memetakan dan menganalisis hubungan kompleks antar faktor secara lebih sistematis. Setelah berdiskusi lebih lanjut, Eval menerima ide ini dengan antusias, dan kami mulai menyusun kerangka penelitian bersama. Langkah pertama adalah mengumpulkan data, dan dengan semangat yang luar biasa, Eval segera memulai proses tersebut.
Untuk menganalisis data, saya menghubungi Dr. Siti Hajar Alias, mantan mahasiswa Ph.D. saya di Universiti Teknologi Malaysia (UTM), yang memiliki keahlian dalam fuzzy logic. Dengan bantuannya, kami mengolah data dan mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam penelitian Eval. Proses analisis ini cukup menarik karena sering kali diskusi dan penulisan dilakukan di kafe-kafe pada malam hari di dekat kampus UM di Malang, menciptakan suasana kerja yang santai namun produktif.
Proses penyusunan draf paper memerlukan komitmen yang tinggi. Eval menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menyelesaikan setiap tahap, mulai dari pengumpulan data hingga revisi draf. Meski terkadang terlihat melelahkan, terutama karena saya juga harus menangani pekerjaan administratif pada siang harinya, kami tetap fokus dan terus berkolaborasi. Setelah beberapa kali revisi, akhirnya kami berhasil menyelesaikan naskah dengan baik.
Hasil dari kerja keras ini adalah sebuah pencapaian yang membanggakan. Paper pertama saya bersama mahasiswa di bidang pendidikan berhasil dipublikasikan di Qualitative Research Journal. Pengalaman ini tidak hanya memberikan pelajaran baru bagi saya dalam lintas disiplin ilmu, tetapi juga memperkuat keyakinan saya bahwa kolaborasi yang baik, meskipun di luar zona nyaman, dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Silakan klik gambar di bawah untuk membaca paper yang dipublikasikan.