Perpindahan buku dari satu tempat ke tempat lain bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan juga perjalanan memori dan sejarah intelektual yang telah terbangun selama puluhan tahun. Buku-buku yang dahulu menemani masa perkuliahan di Institut Teknologi Bandung (ITB), sejak tahun 1987 hingga kelulusan, kini kembali berperan dalam membangun ruang kerja yang baru. Buku dengan perjalanan panjang melintas negara, dari Indonesia, Malaysia, Jepang dan lain-lain, bergantung dimana buku itu dibeli. Setiap halaman yang tersusun dalam rak dan meja bukan sekadar koleksi, tetapi jejak perjalanan intelektual yang tak lekang oleh waktu. Dari teks-teks akademik hingga referensi klasik, semuanya menjadi saksi atas proses pembelajaran yang terus berlanjut, bahkan setelah resmi meninggalkan bangku kuliah.
Buku-buku ini mencerminkan komitmen terhadap ilmu pengetahuan dan bagaimana benda-benda yang tak lekas usang ini tetap memiliki nilai seiring berjalannya waktu. Saat buku-buku tersebut akhirnya tertata kembali di tempat baru, ada nuansa kehangatan yang muncul, seolah-olah ruang kerja ini bukan hanya sekadar tempat bekerja, tetapi juga pusat pemikiran dan refleksi. Di balik tumpukan buku itu, tersimpan ide-ide, inspirasi, dan mimpi yang telah menemani perjalanan panjang, menghubungkan masa lalu dengan masa kini dan masa depan.