Fokus untuk Bahagia

Pagi itu, Pak Ranu duduk di ruang kerjanya yang sempit. Sempit sekali. Kalau dia menarik napas terlalu panjang, rak buku di belakangnya seperti ikut bergeser, seolah hendak merangkul kepalanya yang makin botak. Ia menatap layar laptop yang nyala sejak subuh. Di luar, Selengkapnya