Seorang guru akan mempengaruhi tanpa batas waktu; dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti.
Prof. Bunsho Ohtani, mentor saya di Hokkaido University (1999-2002) pernah mengunjungi saya di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) selama seminggu beberapa tahun yang lalu (November 2018). Saya adalah postdoc pertama di laboratorium beliau. Waktu saya datang 23 tahun yang lalu, beliau baru satu tahun menjadi profesor. Saya menyaksikan bagaimana beliau membangun grup riset dan laboratorium di Catalysis Research Center (CRC). Kemaren adalah kuliah terakhir beliau di Hokkaido University, dan pensiun secara resmi pada 31 Maret 2022. Secara akademik, beliau sudah punya cucu di UTM, karena Dr. Sheela Chandren, mahasiswa M.Sc. saya di UTM, lulus Ph.D. di bawah bimbingan beliau di Hokkaido University pada tahun 2012. Dari penampilan, beliau banyak berubah sejak saya bertemu beliau pada tahun 2009, sekarang lebih kurus. Beliau banyak mempengaruhi cara saya memandang sains. Beliau adalah saintis sejati. Terima kasih sensei, karena telah mendidik saya.
Keterangan gambar: Saya sebagai anggota grup riset Prof. Ohtani tahun 2000. Dari kiri kekanan: Dr. Bonamali Pal, Dr. Shigeru Ikeda, Dr. Hadi Nur, Prof. Bunsho Ohtani dan Noboru Sugiyama.
Keterangan gambar: Nama-nama dalam bulatan kuning yang merupakan formasi awal laboratorium Ohtani di Catalysis Research Center (CRC), Hokkaido University. Yun Hau Ng dalam bulatan coklat muda adalah mahasiswa M.Sc. saya di UTM dan kemudian menjadi mahasiswa Shigeru Ikeda di Osaka University. Shigeru Ikeda adalah assistant professor di laboratorium Ohtani pada tahun 1999 – 2003, dan pindah ke Osaka University pada tahun 2003.
Beliau juga bercerita mengenai sejarah penelitian katalisis di Jepang yang di mulai di Hokkaido University pada tahun 1940-an, tempat beliau dan saya melakukan penelitian. Tokoh penting dalam cerita beliau adalah Prof. Michael Polanyi, yang bekerjasama dengan Prof. Horiuti dari Research Institute for Catalysis di Hokkaido University, yang merupakan guru kepada Prof. T. Kagiya yang bekerja di laboratorium Prof. Fukui (penerima hadiah Nobel Kimia tahun 1981) di Kyoto University. Prof. T. Kagiya adalah guru Prof. Ohtani di Kyoto University.
“Tanpa peranan Prof. Michael Polanyi, saya tidak akan seperti sekarang”, kata Prof. Ohtani. Dan saya tidak akan seperti sekarang jika saya tidak postdoc di Hokkaido University dengan beliau.
Di bawah ini adalah kuliah terakhir beliau tadi malam mengenai teknik baru yang dinamakan reversed double-beam photoacoustic spectroscopy (RDB-PAS) untuk karakterisasi material yang dihadiri oleh kolega-kolega dan juga murid-murid beliau.