Menyederhanakan hidup

Saya pernah berbincang-bincang dengan seseorang yang dianggap mempunyai prestasi yang luar biasa. Beliau bercerita bagaimana perjuangan hidup dan juga kegigihannya dalam mengejar prestasi dunia tanpa pernah lelah. Semua serba cepat, dan kadang-kadang prestasi yang dicapai tersebut terlihat tidak masuk akal, sehingga sebagai orang nomal saya bertanya, bagaimana mungkin? patutkah? apakah tidak overheating? Di bawah ini ada dua cara pandang hidup yang dapat menjadi pertimbangan untuk diamalkan, yaitu konsep hidup lambat dan hidup sederhana. Konsep ini hadir sebagai konsekuensi negatif dari gaya hidup materialistis (economic materialism). Penelitian mengenai korelasi antara materialisme dan ketidakbahagiaan menemukan bahwa peningkatan kekayaan materi dan barang-barang tidak banyak berpengaruh pada kesejahteraan dan kebahagiaan.

  • Konsep hidup lambat mengacu pada gaya hidup yang mendorong pendekatan yang lebih lambat terhadap aspek kehidupan sehari-hari. Ini telah didefinisikan sebagai tindakan lambat atau santai. Ini dimulai di Italia dengan gerakan makanan lambat, yang menekankan teknik produksi makanan tradisional dalam menanggapi munculnya makanan cepat saji selama tahun 1980-an dan 1990-an. Lingkungan yang bergerak cepat dilihat sebagai alam yang kacau, sementara gagasan kehidupan yang lambat menyiratkan bahwa orang dapat lebih menikmati hidup dan lebih sadar akan isyarat sensorik.
  • Konsep hidup sederhana mencakup sejumlah praktek menyederhanakan gaya hidup. Ini termasuk, misalnya, mengurangi kepemilikan harta benda, seperti paham minimalisme. Hidup sederhana dapat dicirikan oleh kepuasan dengan apa yang kita miliki dan menjauhkan diri dari keserakahan. Hidup sederhana berbeda dengan hidup dalam kemiskinan. Ini adalah gaya hidup yang dilakukan dengan sukarela.

Salah satu hewan yang menjadi referensi dalam konsep hidup lambat adalah Sloth. Sloth adalah hewan yang bergerak dengan gerakan lambat dan memiliki banyak hal tentang memperlambat, mengambil sesuatu dengan mudah dan tersenyum, bahkan ketika melalui masa-masa sulit.

Memperlambat hidup dapat menginspirasi kita untuk menyederhanakan kehidupan. Kesederhanaan, antara lain, berarti menghargai hal-hal apa adanya – tanpa drama dan berpura-pura. Kita mungkin mulai menerima dan menghargai ketidaksempurnaan kita, dan mampu melihat keindahan melaluinya. Dengan kesadaran ini, kita dapat melihat dan menikmati hubungan kita dengan dunia yang lebih luas. Kita berjalan tanpa alas kaki atau berbaring dan bernapas dalam-dalam sambil menatap birunya langit dengan tujuan menghargai hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kita memanfaatkan dan menghormati perasaan kita. Kesederhanaan adalah kunci hati yang sebenarnya. Hati adalah kunci kebebasan yang sejati. Semoga kita dapat menjadi orang yang betul-betul merdeka!