Terkadang saya perlu menghindari debat kusir. Istilah debat kusir, yaitu istilah yang menggambarkan sebuah perdebatan yang tidak ada habisnya, sia-sia, dan tidak memiliki kesimpulan. Dalam kuliah terakhir Metodologi Penelitian kemaren, saya menekankan kepada mahasiswa untuk selalu berpikir sebagai seorang saintis, dan menghindari perdebatan yang sia-sia. Mudah-mudahan ilmu kimia yang mereka pelajari selama satu semester ini dapat mereka terapkan juga dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa sumber, cerita tentang debat ini berawal dari cerita tentang perbualan antara Pak Kusir yang sedang mengendarai delman (dogcart) dan temannya. Konon, dari sinilah istilah itu berasal. Pada suatu kesempatan, Pak Kusir sedang asyik berbincang dengan temannya. Dalam percakapan itu terjadi percakapan bebas di antara mereka. Sambil mengobrol mereka mendengar kuda kentut. Begitu mendengar kudanya kentut, Pak Kusir berkata “kuda saya masuk angin”, tetapi kemudian temannya menjawab “tidak, kuda itu keluar angin”. Akhirnya terjadilah perdebatan diantara mereka. Debat ini kemudian diistilahkan dengan debat kusir, debat yang tidak ada penghujungnya, mana yang betul antara “keluar angin” dan “masuk angin”.
Nah, inilah fenomena debat kusir yang terlihat jelas di media sosial. Ambil ini sebagai hiburan jangan terlalu memikirkannya dan dibawa ke hati.