Mencari pembenaran atau kebenaran?

Dulu, sewaktu mula berkecimpung dalam bidang penelitian, ketika membaca makalah dan tesis, saya masih sukar melihat apakah data-data dan hasil-hasil penelitian tersebut adalah hanya mencari pembenaran (justification) atau kebenaran (truth). Sekarang, setelah lebih dua puluh tahun mempunyai pengalaman membaca ratusan makalah dan tesis saya lambat laun dapat melihat apakah laporan tersebut hanyalah untuk pembenaran bukannya berusaha mencari kebenaran.

Walaubagaimanapun saya sadar bahwa tekanan yang dialami oleh peneliti dan dosen sekarang ini untuk menghasilkan publikasi ilmiah adalah penyebab mengapa mencari kebenaran tidak menjadi tujuan utama. Yang penting adalah dapat memenuhi syarat untuk publikasi, hal yang sering sekali tidak dipedulikan. Oleh karena itu, cara pembenaran ini menjadi metoda yang biasa digunakan supaya makalah tersebut dapat dipublikasikan. Sayangnya, tidak semua penilai berpengalaman dan mempunyai pandangan bahwa mencari kebenaran itu sangat penting. Banyak makalah-makalah yang tidak untuk mencari kebenaran yang akhirnya dapat diterbitkan dengan cara ini. Inilah yang disebut sebagai trik dalam dunia riset. Ada juga trik yang dilakukan dengan cara yang anggun.

Saya memahami pembenaran adalah sebagai usaha menyetujui dan mendukung hasil riset. Sebagai contoh adalah hasil riset yang tidak sesuai dengan harapan dipaksakan dicarikan pembenarannya dengan rujukan-rujukan yang hanya mendukung hasil riset tersebut. Seharusnya untuk mencari kebenaran, semua rujukan yang berkaitan, baik yang mendukung dan tidak mendukung perlu dirujuk. Dari cara ini kita dapat melihat apakah hasil penelitian tersebut betul-betul dinilai dengan cara yang adil.

Saya sadar bahwa dunia ini memang tidak adil, namun sebagai ilmuwan dan peneliti kita perlu mencari kebenaran. Ini yang perlu diperjuangkan supaya ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan pesat.