Ada beberapa catatan penting tentang penipuan berbasis metrik yang disebabkan oleh sistem pendidikan tinggi saat ini. Ini adalah beberapa fakta dan trik bermain dengan metrik. Catatan ini dapat dibaca dibuku yang berjudul “Gaming the Metrics: Misconduct and Manipulation in Academic Research” yang diterbitkan oleh MIT Press.
- Metrik yang menguasai begitu banyak otoritas dalam pendidikan tinggi saat ini. Universitas semakin banyak berinvestasi untuk pengelolaan dan terkadang memalsukan angka untuk meningkatkan peringkat nasional dan global mereka, sambil secara bersamaan menggunakan metrik ketika memutuskan proyek pengembangan universitas.
- Universitas dengan peringkat tinggi menerima peningkatan visibilitas dan prestise, menerima calon mahasiswa yang lebih bagus prestasi akademiknya, lebih banyak mendapatkan sumbangan dari alumni, dan, yang paling penting, potensi penghasilan yang lebih besar.
- Wacana keunggulan adalah tren dan ciri khas dari universitas modern saat ini. Menjadi unggul hanya dapat dicapai melalui indikator kuantitatif seperti produktivitas dosen, dampak publikasi mereka, tingkat penerimaan mahasiswa, pengeluaran universitas per mahasiswa, sumbangan alumni, jumlah buku di perpustakaan, dana hibah yang diterima oleh universitas, peringkat ketenagakerjaan lulusan, gaji dosen, dan sebagainya.
- Budaya audit sudah menjadi keseharian universitas modern. Ini adalah pergeseran dari bentuk evaluasi kualitatif kepada indikator kuantitatif untuk menilai keunggulan atau dampak. Hal ini menyebabkan polarisasi, terutama ketika metrik digunakan untuk mengevaluasi publikasi ilmiah seorang dosen melalui sitasi yang mereka terima. Cara ini perlu ditinjau ulang untuk memahami kualitas dari publikasi yang seringkali dipermainkan secara radikal di era metrik.
- Penipuan dan manipulasi riset muncul sebagai respons terhadap lingkungan yang didasarkan kepada “publish or perish“, dan fenomena ini sudah bersifat epistemik. Penipuan riset ini termasuk fabrikasi, pemalsuan, dan plagiarisme dalam publikasi hasil penelitian.
- Tinjauan sejawat (peer review) palsu adalah contoh lain dari permainan dalam publikasi. Ketika editor jurnal meminta Anda untuk memberikan nama-nama penilai, penulis mungkin memutuskan untuk memberikan nama-nama ilmuwan ternama tetapi memberikan alamat email non-institusional mereka, seperti pehul@yahoo.com. Akun itu sebenarnya bukan milik Dr. Pehul, tetapi milik penulis sehingga penulis sendiri yang menilai makalahnya.
- Penulis membuat kolaborator dengan rekan penulis palsu dari universitas bergengsi (contoh dari Harvard University) yang berkontribusi pada dampak artikel penulis.
- Cara yang lebih berani adalah dengan cara meretas database jurnal dengan menambahkan nama penulis sebelum artikel dicetak.
- Jika cukup kaya dan memiliki uang, Anda dapat menggunakan uang tersebut untuk meletakkan nama Anda dalam artikel yang sudah ditulis dan dikirimkan untuk diterbitkan.
- Editor dapat meningkatkan impact factor jurnal mereka dengan perjanjian co-citation dengan editor jurnal lain, yang melibatkan penulis dari satu jurnal untuk mensitasi artikel dari jurnal yang berkolusi. Ada juga beberapa universitas mengundang dosen dari universitas lain mereka untuk mengutip satu sama lain untuk membantu meningkatkan peringkat institusi.
- Zaman sekarang, memiliki makalah yang dipublikasikan di jurnal berdampak tinggi kemungkinan besar tidak hanya membantu kenaikan pangkat tetapi juga menjadi promosi, kenaikan gaji, atau, di beberapa universitas dengan insentif tunai publikasi. Ini biaya mahal untuk universitas, tetapi publikasi berdampak tinggi akan berkontribusi pada peringkat universitas, dan dengan demikian dapat menarik donasi, kontrak, dan mendapatkan mahasiswa. Metrik memainkan peranan penting dalam pemeringkatan universitas.
- Permainan metrik dalam dunia akademik semakin hari semakin canggih dan terus berkembang. Scientometrics pada awalnya dipahami sebagai pengindeksan literatur dan teknik pencarian, dengan cepat berkembang menjadi seperangkat alat evaluatif, dan sekarang telah menjadi infrastruktur yang juga memiliki nilai ekonomis. Jurnal telah menjadi komoditi yang “diperdagangkan” dan digunakan sebagai sebagai “alat pembayaran yang sah” dari dampak riset berdasarkan scientometrics.