Lagi-lagi prestasi semu

Dekapan waktu telah menyertai sebuah slide yang selalu hadir dalam setiap langkah saya. Sebuah slide yang bukan sekadar gambar atau teks, melainkan cerminan dari perjalanan intelektual yang panjang. Dari ruang-ruang kuliah yang berbeda, mulai dari penulisan ilmiah hingga metodologi riset, slide ini menjadi saksi bisu atas refleksi saya tentang dunia akademik yang kini tengah dihadapkan pada dilema.

Prestasi semu, sebuah bayangan yang terus menghantui dunia akademik. Di era serba cepat ini, banyak yang terjebak dalam pencarian kejayaan instan. Namun, sebuah kebenaran yang tak terbantahkan adalah: tidak ada jalan pintas dalam riset. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur yang memadai, dana yang cukup, dan kini ditambah dengan kebutuhan waktu yang semakin mendesak, riset berkualitas tinggi hanyalah mimpi. Publikasi ilmiah yang sejati, yang benar-benar memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan, bukanlah hasil dari trik-trik atau janji-janji kosong.

Dalam hening, saya merenung. Mengapa kita, sebagai bangsa, sering terjebak dalam pencarian kejayaan semu? Bukankah esensi dari riset adalah untuk menciptakan pengetahuan yang dapat mencerahkan dan memberdayakan masyarakat?

Kini, tugas kita bukan hanya sekadar menghasilkan publikasi, melainkan membangun kesadaran. Kesadaran bahwa riset bukanlah permainan, melainkan sebuah proses panjang yang memerlukan dedikasi dan integritas. Mari kita bersama-sama membangun tata kelola riset yang baik, memastikan bahwa setiap laboratorium adalah tempat bagi inovasi, dan terus mendorong generasi muda untuk bekerja dengan hati dan pikiran yang tulus.

Dalam setiap tetes keringat dan detik waktu, semoga kita selalu diberi kebijaksanaan untuk berkontribusi bagi Indonesia yang lebih cerdas dan beradab. Amin.