Tulisan ini saya tulis setelah melihat perdebatan di TV yang dihadiri oleh orang-orang yang diwakili oleh kepentingan politik tertentu. Ada yang bias dan ada yang netral.
Dalam debat, seringkali kita terpesona oleh kata-kata yang terucap, lupa bahwa di balik setiap kata ada sejarah, ada niat, ada kepentingan. Setiap individu membawa dunianya sendiri ke panggung debat, sebuah dunia yang penuh dengan pengalaman, harapan, dan ketakutan.
Ada mereka yang berbicara dengan lantunan penuh gairah, bukan semata karena kebenaran yang mereka yakini, tetapi karena ada sesuatu yang ingin mereka lindungi, sesuatu yang ingin mereka raih. Sebuah kepentingan. Mungkin itu kepentingan finansial, politik, atau bahkan emosional. Dan dalam melindungi kepentingan itu, kadang-kadang kebenaran menjadi korban.
Orang yang merdeka dan netral akan berbicara tanpa beban kepentingan, yang kata-katanya cenderung muncul dari kedalaman pemikiran yang jernih, dari keinginan tulus untuk mencari kebenaran. Orang seperti ini akan memberikan angin sejuk di tengah panasnya perdebatan. Mereka akan memberi perspektif yang mungkin kita butuhkan untuk melihat gambaran yang lebih utuh.
Jadi, ketika kita mendengar, mari kita juga melihat. Lihat siapa yang berbicara, apa yang mereka bawa, dan apa yang mungkin mereka sembunyikan. Sebab dalam debat, seperti dalam hidup, kebenaran seringkali terletak di antara baris-baris yang tak terucap.