Warisan intelektual tokoh ilmu sosial Indonesia

Dari kiri ke kanan: Mestika Zed, Hadi Nur, Taufik Abdullah dan Mochtar Naim

Dalam merenungkan pentingnya mengetahui tokoh-tokoh ilmu sosial di Indonesia, kita menemukan diri kita terhubung dengan masa lalu dan masa kini melalui karya Mestika Zed, Mochtar Naim, dan Taufik Abdullah. Mereka adalah benang merah yang menghubungkan sejarah dan masyarakat kita, memberikan wawasan yang tak ternilai.

Mestika Zed, Ph.D. dalam bidang sejarah di Vrije Universiteit, dengan keahliannya yang mendalam, menggali sejarah Sumatera Barat, membawa kita ke dalam perjalanan waktu di mana kita dapat melihat bagaimana masa lalu membentuk identitas kita. Karyanya bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga refleksi tentang bagaimana kita, sebagai bangsa, memahami dan menginterpretasikan warisan kita.

Mochtar Naim, Ph.D. lulusan pertama dalam bidang sosiologi dari National University of Singapore (NUS), adalah seorang sosiolog, membuka mata kita pada kekayaan dan keragaman budaya Nusantara. Melalui karyanya, kita diajak untuk memahami lebih dalam tentang polarisasi budaya Minangkabau dan Jawa, memberikan kita perspektif baru tentang keunikan dan kompleksitas masyarakat Indonesia.

Taufik Abdullah, Ph.D. dari Cornell University, dengan karyanya yang luas, memberikan kita pemahaman yang mendalam tentang gerakan Kaum Muda di Sumatera Barat. Tulisannya mengajak kita untuk merenungkan bagaimana sejarah dapat memberikan pelajaran dan inspirasi bagi generasi saat ini dan yang akan datang.

Ketiga tokoh ini, yang kebetulan saya kenal dengan dekat, bukan hanya berkontribusi melalui penelitian dan pengajaran, tetapi juga sebagai saksi hidup dari perjalanan intelektual bangsa ini. Mereka mengajarkan kita bahwa untuk memahami Indonesia saat ini, kita harus memahami sejarah dan masyarakatnya. Melalui karya mereka, kita diajak untuk tidak hanya menjadi penonton pasif, tetapi juga sebagai partisipan aktif dalam pembentukan dan pemahaman identitas bangsa kita.

Dalam mengenang Mestika Zed dan Mochtar Naim, yang telah meninggal dunia, kita diingatkan akan pentingnya warisan intelektual yang mereka tinggalkan. Karya mereka bukan hanya untuk masa lalu, tetapi juga sebagai panduan bagi masa depan, menginspirasi generasi baru untuk terus mengeksplorasi dan memahami kekayaan ilmu sosial di Indonesia.

Karya para ilmuwan sosial Indonesia adalah soft power bagi Indonesia, yang memiliki potensi besar di panggung internasional karena populasi besar dan lokasi geografis strategisnya. Soft power adalah kemampuan mempengaruhi negara lain melalui budaya, nilai, ide, dan diplomasi. Saat ini, partisipasi ilmuwan sosial Indonesia dalam diskusi global terbatas, yang melemahkan soft power negara.

Untuk meningkatkan soft power, ilmuwan sosial Indonesia harus aktif menghasilkan penelitian berkualitas yang mempengaruhi pandangan global tentang Indonesia, meningkatkan kualitas penelitian, berkolaborasi dengan peneliti internasional, mempromosikan budaya dan nilai Indonesia, mendorong pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, mengadvokasi kepentingan nasional, memperkuat jaringan dengan organisasi internasional dan LSM, menggunakan media dan teknologi secara efektif, serta membangun diplomasi akademik. Dengan upaya ini, Indonesia dapat memperkuat soft power-nya dan mengambil posisi yang lebih strategis di kancah internasional.