Ngalah, ngalih, ngomong dan ngobong

Nah, mari kita mulai dengan sesuatu yang kita semua tahu dalam hati kita: hidup itu pilihan. Setiap hari, dari saat kita bangun sampai kita kembali ke pelukan mimpi, kita dihadapkan pada serangkaian pilihan. Dan dalam konteks ini, ada satu filsafat Jawa, yang saya lihat dan dengar di YouTube, yang menarik untuk kita renungkan, sebuah panduan dalam menghadapi dilema dan pilihan hidup, yaitu “ngalah, ngalih, ngomong, ngobong.” Keempat kata ini bukan sekadar pilihan kata, tapi sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana kita harus bertindak dalam situasi yang sulit.

Kita semua tahu, masuk ke dalam sistem, sebagai contoh adalah sistem yang korup, itu ibarat terjebak dalam situasi tanpa akhir. Kita berjalan, berharap menemukan pintu keluar, tapi yang ada malah semakin tersesat. Ini bukan cuma soal pilihan antara ikut-ikutan korup atau nggak, tapi lebih ke, “Gimana caranya saya bisa tidur nyenyak malam ini tanpa merasa jadi bagian dari masalah?”

Pertama-tama, kita coba “ngalah.” Kita pikir, “Oke, mungkin ini cuma fase. Saya bisa tetap di sini tanpa harus ikut-ikutan.” Tapi, lama-lama kita sadar, ngalah terus-terusan itu ibarat nyiram air ke daun talas, nggak nyerep, malah makin licin.

Lalu, kita coba “ngalih.” Kita berpikir, “Ah, mungkin saya bisa bikin perubahan dari dalam.” Tapi, seringkali yang terjadi adalah sistem yang korup itu kayak kue lapis, satu lapisan korup, lapisan lain ikut-ikutan, sampai kita nggak bisa bedain mana yang asli dan mana yang palsu.

Ketika “ngomong” jadi pilihan, kita mulai berani speak up, berharap suara kita didengar. Tapi, di sistem yang korup, berbicara itu kadang seperti berteriak di tengah badai, suaranya tersapu angin.

Dan akhirnya, “ngobong.” Ini bukan soal membakar buku atau memutuskan semua tali, tapi lebih ke memutuskan untuk tidak lagi menjadi bagian dari sistem yang membuat kita tidak bisa melihat diri sendiri di cermin. Ini keputusan berat, karena kita harus meninggalkan apa yang sudah kita kenal, tapi kadang-kadang, untuk bisa bernapas lega, kita harus berani keluar dari ruangan yang asapnya pekat.

Jadi, dalam hidup ini, kita sering dihadapkan pada pilihan yang nggak mudah. Tapi ingat, menjadi bagian dari solusi itu lebih baik daripada terus menerus menjadi bagian dari masalah. Dan terkadang, langkah paling berani yang bisa kita ambil adalah mengambil jalan keluar, memulai dari nol, dan membangun sesuatu yang baru, yang bisa kita banggakan. Karena, di akhir hari, yang kita cari bukan cuma kesuksesan, tapi juga ketenangan hati dan kepuasan batin bahwa kita telah melakukan yang terbaik.