Debat Capres Indonesia 2024: Antara hiburan dan kualitas demokrasi

Dalam debat calon presiden Indonesia tahun 2024, pemandangan yang terhampar lebih mirip panggung teater daripada forum politik yang serius. Di sana, kelakar, trik, dan ejekan di media sosial menjadi sorotan utama, menenggelamkan diskusi mendalam tentang isu-isu kritis yang justru terabaikan. Ini mencerminkan tren yang mengkhawatirkan dalam apa yang disebut ‘produk demokrasi,’ di mana esensi debat politik hilang, berubah menjadi pertunjukan hiburan daripada menjadi platform untuk pencerahan intelektual.

Mengaitkan fenomena ini dengan renungan Plato tentang demokrasi, terasa ada benang merah kekhawatiran. Plato, dalam “Republik”nya, mengurai kritik terhadap demokrasi yang lebih mengutamakan popularitas daripada kebijaksanaan atau keahlian dalam memilih pemimpin. Dalam debat capres Indonesia, tergambar jelas bagaimana debat lebih condong pada pencapaian suara melalui hiburan, bukan diskusi serius tentang kebijakan atau visi untuk masa depan negeri.

Lebih dalam lagi, demokrasi di Indonesia saat ini yang terwarnai oleh politik uang, menambah kerumitan dalam proses pemilihan pemimpin. Ini seolah memperburuk situasi, di mana debat politik tidak lagi menjadi wadah untuk diskusi yang mendalam dan berwawasan, melainkan alat manipulasi opini publik demi keuntungan politik.

Dari sini, terbentang pandangan bahwa debat capres Indonesia 2024 yang mencerminkan kekhawatiran atas kualitas demokrasi dan bagaimana proses politik saat ini mungkin kurang mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif untuk memilih pemimpin yang benar-benar kompeten dan berdedikasi untuk kebaikan bersama. Ini menegaskan pentingnya memperkuat aspek-aspek demokrasi yang mendorong diskusi yang berarti, transparansi, dan akuntabilitas dalam politik.

Namun, perlu diingat bahwa konteks politik dan sosial Indonesia saat ini sangat berbeda dengan zaman Plato, dan demokrasi modern memiliki beragam mekanisme untuk memastikan kualitas dan keadilan dalam proses pemilihan. Meski demikian, pandangan tentang debat capres yang lebih berisi dagelan dan kurang memberikan efek berarti tetap mencerminkan kekhawatiran atas kualitas diskusi politik dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi pemahaman serta keputusan pemilih, menandakan pentingnya debat politik yang substansial dan informatif untuk proses demokrasi yang sehat.