Berdamai dengan diri sendiri

Kali ini saya akan bicara tentang sesuatu yang sering terabaikan namun sangat penting yaitu “berdamai dengan diri sendiri.” Ini bukan hanya soal ‘feel-good’ atau ‘self-help’ yang kita dengar di podcast-podcast motivasi. Ini lebih dalam, lebih esensial.

Pertama, penerimaan diri. Kita ini sering kali terlalu keras pada diri sendiri. Kita ingin sempurna, ingin selalu benar, ingin selalu di puncak, dan selalu ingin semuanya baik. Tapi, perlu kesadaran bahwa kita ini manusia. Kita punya kekurangan, kita buat kesalahan, dan orangpun juga begitu. Dan itu oke. Menerima diri sendiri bukan berarti kita berhenti berusaha menjadi lebih baik, tapi kita berhenti menghukum diri sendiri atas kekurangan kita, dan jangan lupa bahwa orang juga tidak mudah diubah.

Kemudian, ada kesadaran diri. Ini bukan soal ego, tapi mengenali siapa kita sebenarnya. Apa yang kita inginkan? Apa yang membuat kita bahagia? Bukan apa yang dikatakan Instagram atau tetangga kita. Ini soal mendengarkan suara hati kita sendiri.

Keseimbangan emosional, ini penting. Kita hidup di zaman yang penuh tekanan. Stress di mana-mana. Tapi, mengelola emosi kita itu kunci. Jangan biarkan kemarahan, kesedihan, atau kecemasan menguasai kita. Kita yang harus mengendalikan mereka, bukan sebaliknya.

Pengampunan diri, itu sering terlupakan. Kita semua pernah gagal, kita semua pernah jatuh. Tapi bangkit, dan maafkan diri sendiri. Jangan biarkan kesalahan masa lalu menghantui kita terus-menerus.

Ketahanan mental, ini yang bikin kita kuat dalam menghadapi badai kehidupan. Kita tidak bisa mengontrol segalanya, tapi kita bisa mengontrol bagaimana kita meresponsnya.

Dan tentu saja, hidup secara otentik. Jangan hidup sebagai versi orang lain, hiduplah sebagai diri kita sendiri. Percaya pada nilai dan kepercayaan kita sendiri.

Jadi, berdamai dengan diri sendiri bukan cuma soal meditasi atau yoga, walaupun itu juga bagus. Ini soal memahami dan menghargai diri kita sendiri, dalam segala kompleksitasnya. Karena pada akhirnya, kita sendirilah teman hidup kita yang paling abadi. Walaupun saya melihat banyak kekurangan dan kelemahan, terutama masalah ketidakjujuran dari orang-orang dilingkungan saya sekarang, itulah hidup yang tidak sempurna dimanapun kehidupan itu.