Etika akademik dan praktik saling sitasi: Prestasi semu

Ini masalah artifisial sitasi. Saya pernah menolak undangan sebuah universitas untuk ceramah mengenai meningkatkan sitasi. Saya menolak secara halus dan mengatakan jika ceramahnya adalah mengenai bagaimana melakukan penelitian dengan cara yang baik, saya bersedia. Beberapa bulan yang lalu, saya pernah mendengar langsung dari seorang pimpinan perguruan tinggi, bahwa untuk meningkatkan peringkat, universitas harus saling sitasi. Saya juga mengamati dan melakukan penelitian kecil-kecilan mengapa ada dosen yang tiba-tiba jadi terkenal sekali di Google Scholar, yang sitasinya tiba-tiba melonjak drastis. Apakah ini beretika? Untuk mengetahui apakah ada permainan kita dapat melakukan penelitian sederhana secara sistematis.

Untuk mengetahui apakah ada permainan, kita dapat melakukan penelitian sederhana secara sistematis. Langkah pertama adalah dengan mengecek profil Google Scholar si dosen tersebut, dan lalu melihat statistik sitasinya, termasuk jumlah total sitasi, indeks h, dan indeks i10. Dari situ, kita bisa mengerti kalau ada perubahan mendadak dalam sitasinya.

Ketika kita menemukan terjadinya lonjakan sitasi, kemudian kita mencari publikasi mana yang sitasinya luar biasa tinggi. Ini berarti kita harus meneliti karya-karya memiliki sitasi yang tinggi atau karya-karya yang dipublikasikan pada waktu sitasinya mendadak naik. Kemudian, langkah selanjutnya adalah membaca karya tersebut supaya kita paham mengapa bisa tinggi sitasinya, apakah karena penemuannya luar biasa, ada metode baru, atau hal lainnya.

Tapi, menganalisis data sitasi saja tidak cukup buat memahami kenapa ada sitasi yang luar biasa seperti ini. Penting juga buat kita melihat konteks yang lebih luas, apakah dosen tersebut mengikuti konferensi yang besar, kolaborasi dengan peneliti terkenal, atau mendapat sorotan media yang dapat membuat karya ilmiahnya terkenal. Kita bisa menggunakan Scopus dan Web of Science, plus alat visualisasi seperti VOSviewer untuk menganalisis, dan ini bisa memberi tahu dan memberi gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana pola sitasi dan kolaborasi dalam dunia ilmiah, yang membantu kita melihat kontribusi apa saja yang membuat sitasi melonjak tinggi.

Kita juga harus memperhatikan self-citation yang berlebihan atau “citation rings”, di mana sekelompok peneliti saling mengutip karya masing-masing buat menaikkan sitasi secara artifisial. Buat memahami dinamika seperti ini, kita perlu lebih dari sekedar menganalisis secara kuantitatif; perlu juga ada penilaian kritis terhadap kualitas dan dampak riset dari karya tersebut dalam konteks komunitas ilmiah dan masyarakat luas.

Selamat mencoba. Dari sini kita bisa tahu apakah prestasi tersebut adalah semu, betul-betul murni dan beretika. Dari cara ini saya sudah menemukan dosen-dosen ‘pemain’ tersebut.