Ironi eksistensial mengenai keberadaan

Dalam zaman digital, sebuah fenomena bernama selfie muncul, bagai titik cahaya yang berkelip di tengah kegelapan. Sebuah tindakan yang tampaknya sederhana, namun mengandung lapisan makna yang tak terhingga. Ketika seseorang membagikan potret dirinya, bukan sekadar wajah yang dia tunjukkan, melainkan sebuah jiwa Selengkapnya

Kampus UM di pagi hari

Kampus Universitas Negeri Malang (UM) seolah bertransformasi menjadi panggung vitalitas pada pagi hari ini. Kesibukan bukan lagi monoton, tetapi serangkaian harmoni dari anak-anak muda yang memulai hari dengan semangat mencari pengetahuan. Ada yang berjalan dengan ritme tenang, seolah setiap tapak kakinya mencium Selengkapnya

Berdo’a tanpa esensi

Dalam lipatan malam yang sunyi, ketika doa-doa berbisik lembut bagai desauan daun-daun kering, ada kontradiksi yang terselubung. Di antara kita, ada yang dengan kesungguhan mendalam, mengangkat tangan, menundukkan kepala, berbisik pada Semesta. Namun, ada pula yang menjadikan doa sebagai tarian tanpa musik, Selengkapnya

Dalam kritikan ada sedikit kejujuran

Di sebuah hutan yang sunyi, hewan-hewan berkumpul di sekitar sebuah layar besar. Mereka sedang menonton “Hutan’s Got Talent”, sebuah acara pencarian bakat di hutan. Para kontestan, yang merupakan hewan-hewan elit hutan, berlomba-lomba menunjukkan keahlian mereka, dari menyanyi hingga menari. Seekor monyet, dengan Selengkapnya

Bicara politik

Dalam kesenyapan malam yang pekat, aku terpaku pada layar, menyerap setiap kata yang terlontar dari bibir-bibir yang tampak bersemangat. Podcast politik yang kudengar, seolah menjadi teater dimana para elit beradu pikiran, saling menyerang dengan kata-kata tajam, dan berlomba-lomba merebut tahta kekuasaan. Mereka Selengkapnya

To be, or not to be

“To be, or not to be” adalah solilokui terkenal dari drama “Hamlet” karya William Shakespeare, khususnya dari Adegan 1, Babak 3. Solilokui ini disampaikan oleh Pangeran Hamlet dan membahas tema-tema tentang kematian, bunuh diri, dan dilema eksistensial antara penderitaan dalam hidup dan Selengkapnya

Istiqomah di kota Konsistensia

Di sebuah kota yang bernama “Konsistensia,” hiduplah seorang pria tua bernama “Istiqomah.” Kota ini bukanlah kota biasa; ia adalah metafora dari kehidupan manusia, di mana setiap jalan dan gangnya adalah pilihan dan keputusan yang harus diambil. Istiqomah adalah seorang penjaga lampu jalan. Selengkapnya