Politik kasihan

Seni curhat dalam politik—sebuah fenomena yang menggelitik, namun sekaligus meresahkan. Seolah para aktor politik kini menjadi penulis memoar dadakan, menyajikan detil-detil tragis atau heroik dari kehidupan pribadi mereka. Semua itu diramu dan disajikan dalam piring publik, bukan sebagai sajian penutup, melainkan sebagai Selengkapnya

Absurditas politik kampung(an)

Ada desas-desus di lorong-lorong kampung, sebagaimana lorong-lorong adalah panggung temporer bagi politik kecil—atau mungkin politik besar, tergantung pada sejauh mana mata kita terbuka. Karang Taruna, sebuah organisasi kemasyarakatan anak muda kampung yang biasanya tidak lebih dari wadah kegiatan ekstrakurikuler, telah menjadi kanvas Selengkapnya

Kraton Yogyakarta

Hari ini, kraton Yogyakarta—tempat di mana waktu berhenti tapi tetap bergerak—mengajak saya dan sekeluarga untuk masuk ke dalam sejarahnya yang luas, seolah-olah kita semua adalah pelancong dalam sebuah zaman. Didirikan pada tahun 1756, kraton ini mengingatkan kita bahwa masa lalu tak pernah Selengkapnya

Memberi jalan buntu atau keluar?

Duduk di warung Soto Pak Min Klaten di Yogyakarta, aroma kaldu yang menggugah selera mengisi udara. Tiba-tiba, sebuah gitar sederhana dan suara yang lirih merayu perhatian. Seorang pengamen menghampiri, menyanyikan lagu-lagu yang tak asing di telinga. Di detik itu, dilema moral berkecamuk: Selengkapnya

Grab atau becak motor?

Di tengah-tengah hiruk-pikuk Yogyakarta, sebuah pilihan muncul di bawah cahaya matahari sore hari yang menyelimuti Jalan Malioboro. Di sebuah rumah makan soto ayam, saya duduk, merenungkan pilihan yang tampak sederhana namun sarat dengan implikasi etis: naik Grab atau becak motor? Ah, Grab Selengkapnya

Profesor Topan

Duduk di sebuah kafe di Malioboro, di mana aroma kopi bertemu dengan kegaduhan turis dan penjaja seni, saya meresapi makna dari upacara pengukuhan profesor seorang teman. Pagi tadi, di ruang auditorium UPN “Veteran” Yogyakarta, yang terdengar bukan hanya seloka pidato, tetapi juga Selengkapnya