Kampus UM di pagi hari

Kampus Universitas Negeri Malang (UM) seolah bertransformasi menjadi panggung vitalitas pada pagi hari ini. Kesibukan bukan lagi monoton, tetapi serangkaian harmoni dari anak-anak muda yang memulai hari dengan semangat mencari pengetahuan.

Ada yang berjalan dengan ritme tenang, seolah setiap tapak kakinya mencium bumi, berterima kasih atas kesempatan untuk belajar. Beberapa lainnya memilih Gojek, simbol dari era digital yang menyingkap batas ruang dan waktu. Dan tak ketinggalan, ada yang dengan riang memacu sepeda motornya, membelah pagi dengan suara mesin yang menjanjikan kecepatan.

Namun, di antara kesibukan itu, tercipta satu babak dramatis: sebuah bottle neck di depan lift. Seperti pementasan klasik, di mana setiap aktor tahu kapan harus maju dan kapan harus menunggu. Sabar, mereka antri. Mungkin dalam diam, mereka merenung, mempersiapkan diri untuk setiap kata dan konsep yang akan disuguhkan oleh dosen-dosen mereka.

Refleksi ini tentang masa depan. Anak-anak muda ini, dengan segala semangat dan cara mereka mencapai kelas, menjadi saksi atas asa kita semua. Dalam dada mereka, mungkin bersemayam harapan: menjadi generasi yang tidak hanya pandai, tetapi juga bijak. Generasi yang nantinya akan mengemban tugas untuk menjadikan dunia lebih baik.

Amiin. Semoga dalam setiap langkah dan desah napas mereka, terpatri doa kita semua untuk masa depan yang lebih cerah.