Cerdik, namun apakah bijaksana?

Tersentak, itulah yang saya rasakan ketika mata ini tanpa sengaja menangkap sebuah iklan yang begitu berani menawarkan janji-janji manis di dunia akademis.

“Mengerjakan Paper Dengan Cepat dan Mudah Terindeks Scopus! Pelajari bagaimana cara saya menggunakan cara CERDIK yang mudah dipraktekkan, hingga punya 30 paper terindeks Scopus.”

Begitu bunyi iklan tersebut, dengan kata “CERDIK” yang dengan sengaja ditulis dengan huruf besar, seolah ingin menegaskan betapa mudahnya meraih kesuksesan di dunia ilmiah dengan cara tersebut.

Luar biasa, dan sekaligus miris.

Saya merenung, mencoba menelaah lebih dalam apa yang sebenarnya ditawarkan oleh iklan tersebut. Apakah ini sekadar trik pemasaran yang cerdik, atau memang ada sesuatu yang lebih dalam yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan tersebut? Saya mencoba untuk tidak terburu-buru menilai, namun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati ini.

Cerdik. Kata itu terus bergema di benak saya. Apakah dengan menjadi cerdik, seseorang bisa dengan mudah menciptakan karya ilmiah yang bernilai? Apakah dengan cara yang cerdik, ilmu pengetahuan bisa berkembang dan memberikan manfaat yang sebenarnya bagi umat manusia?

Menulis, bagi saya, adalah sebuah proses yang sakral. Ia adalah puncak dari sebuah perjalanan panjang yang melibatkan proses penelitian, pengamatan, dan refleksi yang mendalam. Menulis adalah cara kita untuk berkomunikasi dengan dunia, untuk menyampaikan temuan dan pemikiran kita agar bisa dinikmati dan dimanfaatkan oleh orang lain, bahkan oleh generasi yang akan datang.

Namun, apa jadinya jika menulis hanyalah menjadi alat untuk mencapai tujuan yang dangkal, seperti naik pangkat atau mendapatkan pengakuan dari peer? Apakah dengan cara seperti itu, kita bisa benar-benar memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia?

Tidak ada jalan pintas dalam ilmu pengetahuan. Tidak ada cara instan untuk menciptakan karya ilmiah yang benar-benar bermakna dan berdampak bagi banyak orang. Setiap karya ilmiah yang bernilai selalu melalui proses yang panjang dan melelahkan, melibatkan pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran.

Ingat, menulis itu adalah step terakhir dari riset. Tidak ada gunanya publikasi dihasilkan jika tidak dilakukan dengan cara ilmiah. Tidak ada jalan pintas! Ingat itu.