Standar untuk program doktor dalam pendidikan kimia

Ini merupakan draf yang telah saya susun dan digunakan sebagai bahan awal dalam penyusunan panduan Standar Program Doktor Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Malang (UM). Diskusi awal berdasarkan draf standar ini telah dilakukan di Departemen Kimia UM pada tanggal 17 Januari 2024, yang dihadiri oleh seluruh dosen program pasca sarjana pendidikan kimia UM. Tulisan ini juga berkaitan dengan tulisan saya sebelum ini yang berjudul “Inovasi, Aplikasi, dan Kontribusi Ilmiah: Perspektif dalam Menilai Tesis Doktoral Pendidikan Kimia.” dan “Menyemai makna dalam disertasi doktor.”

Hadi Nur, Departemen Kimia, Universitas Negeri Malang

Daftar isi

1Pendahuluan
1.1Sifat Pendidikan Kimia yang Terus Berkembang dan Koneksi Lintas Disiplin Ilmu
1.2Kebutuhan Standar yang Diperbarui untuk Mencerminkan Praktik dan Metodologi Terkini dalam Pendidikan Kimia
2Rasional
2.1Pentingnya Pendidikan Kimia di Berbagai Sektor
2.2Kebutuhan Pendidik dan Peneliti Berkualitas Tinggi di Bidang Pendidikan Kimia
3Program Doktor dalam Pendidikan Kimia
3.1Tujuan Program
3.2Hasil yang Diharapkan
4Standar untuk Program Doktor dalam Pendidikan Kimia
4.1Pengetahuan Umum dan Spesifik dalam Pendidikan Kimia
4.2Familiaritas dengan Literatur Penelitian dan Perkembangan Terkini dalam Pendidikan Kimia
4.3Kemampuan Mengenali Masalah dan Pertanyaan Penelitian yang Berarti dalam Pendidikan Kimia
4.4Kemampuan Teknis dalam Praktik dan Pengajaran Laboratorium Kimia
4.5Kemampuan Komunikasi Lisan, Tertulis, dan Visual dalam Pendidikan Kimia
4.6Kemampuan Merancang Protokol Penelitian dan Melakukan Penelitian Mandiri yang Produktif dalam Pendidikan Kimia
5Penilaian dan Evaluasi
6Peran Kursus Pascasarjana Formal dalam Pendidikan Kimia
7Tanggung Jawab Pembimbing Utama dalam Pendidikan Kimia
8Tanggung Jawab Akademisi Selain Pembimbing Utama dalam Pendidikan Kimia
9Tanggung Jawab Kandidat dalam Program doktor Pendidikan Kimia
10Durasi Pelatihan Doktoral dalam Pendidikan Kimia
11Tesis Doktoral dalam Pendidikan Kimia
12Beberapa hal yang juga dapat dipertimbangkan
13Kesimpulan

1. Pendahuluan 

1.1. Sifat Pendidikan Kimia yang Terus Berkembang dan Koneksi Lintas Disiplin Ilmu

  • Pendidikan kimia tidak berdiri sendiri; ia terus berkembang dan berinteraksi dengan berbagai disiplin ilmu lainnya. Ini mencakup tidak hanya aspek kimia murni tetapi juga aplikasinya dalam bidang seperti psikologi, neurosains, biologi, fisika, dan teknik.
  • Perkembangan ini mencerminkan kemajuan dalam penelitian kimia dan teknologi, serta kebutuhan untuk mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai bidang untuk mengatasi tantangan kontemporer.
  • Pendidikan kimia modern harus mencakup aspek lintas disiplin ini, mempersiapkan lulusan untuk bekerja dalam lingkungan yang semakin terintegrasi dan multidisipliner.

1.2. Kebutuhan Standar yang Diperbarui untuk Mencerminkan Praktik dan Metodologi Terkini dalam Pendidikan Kimia

  • Standar pendidikan dan pelatihan dalam pendidikan kimia harus terus diperbarui untuk mencerminkan perubahan dalam pengetahuan disiplin dan praktik terbaik dalam pengajaran dan penelitian.
  • Teknologi digital seperti MOOCs, aplikasi, dan simulasi virtual telah memperkaya pembelajaran kimia dengan visualisasi interaktif, sementara alat analisis data dan teknik statistik modern, termasuk bioinformatika dan big data, telah merevolusi penelitian kimia. Ini memungkinkan identifikasi pola dan tren baru, meningkatkan pemahaman dan inovasi, serta mencerminkan perkembangan terkini dalam kimia dan pendidikan.
  • Standar yang diperbarui ini penting untuk memastikan bahwa lulusan doktor dalam pendidikan kimia dilengkapi dengan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang relevan untuk karir mereka di masa depan.

2. Rasional

2.1. Pentingnya Pendidikan Kimia di Berbagai Sektor

  • Pendidikan kimia memiliki peran krusial tidak hanya dalam lingkungan akademik tetapi juga dalam industri dan kebijakan publik.
  • Dalam sektor industri, pengetahuan kimia diperlukan untuk inovasi dan pengembangan produk baru, serta untuk memahami dan mengimplementasikan proses kimia secara efisien dan berkelanjutan.
  • Dalam konteks kebijakan publik, pemahaman tentang kimia penting untuk membuat keputusan yang tepat tentang isu-isu seperti kesehatan lingkungan, keamanan produk, dan regulasi.
  • Di lingkungan akademik, pendidikan kimia berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta melatih generasi berikutnya dari ilmuwan dan pendidik.

2.2. Kebutuhan Pendidik dan Peneliti Berkualitas Tinggi di Bidang Pendidikan Kimia

  • Ada kebutuhan yang meningkat untuk pendidik dan peneliti yang berkualitas tinggi dalam bidang pendidikan kimia untuk mengatasi tantangan kontemporer dan masa depan.
  • Pendidik kimia harus mampu mengintegrasikan pengetahuan terbaru dan metode pengajaran inovatif untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan.
  • Peneliti dalam pendidikan kimia harus mampu melakukan penelitian yang berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang cara mengajar dan belajar kimia secara efektif.

3. Program Doktor dalam Pendidikan Kimia

3.1. Tujuan Program

  • Program ini bertujuan untuk melatih peneliti dan pendidik yang tidak hanya kompeten dalam bidang kimia, tetapi juga inovatif dan etis.
  • Fokusnya adalah pada pengembangan kemampuan untuk melakukan penelitian yang berdampak dengan cara yang efektif dan inovatif.
  • Program ini juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial dalam konteks pendidikan kimia.

3.2. Hasil yang Diharapkan

  • Lulusan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan pada kemajuan pendidikan kimia.
  • Ini termasuk kemampuan untuk melakukan penelitian yang memajukan bidang, mengembangkan metode pengajaran yang efektif, dan berkontribusi pada kebijakan pendidikan kimia.
  • Lulusan juga diharapkan dapat mengintegrasikan pengetahuan kimia dengan pendekatan pedagogis yang efektif untuk mempengaruhi praktik pendidikan kimia secara positif.

4. Standar untuk Program Doktor dalam Pendidikan Kimia

4.1. Pengetahuan Umum dan Spesifik dalam Pendidikan Kimia

  • Pengetahuan Umum: Kandidat harus menunjukkan pengetahuan umum yang kuat dalam bidang fisika, kimia, biologi, dan biokimia, yang merupakan dasar dari pendidikan kimia. Ini termasuk pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar dan konsep-konsep kunci dalam disiplin-disiplin ini.
  • Pengetahuan Spesifik dalam Kimia: Kandidat harus memiliki pengetahuan mendalam tentang kimia, termasuk kimia anorganik, organik, fisik, analitik, dan biokimia. Ini mencakup pemahaman tentang struktur molekul, reaksi kimia, mekanisme, dan aplikasi praktis dari konsep-konsep kimia.
  • Pendidikan Kimia: Selain pengetahuan kimia, kandidat juga harus memahami teori dan praktik pendidikan kimia. Ini termasuk metode pengajaran yang efektif, pengembangan kurikulum, penilaian, dan pendekatan pedagogis yang beragam dan inklusif.
  • Penelitian dalam Pendidikan Kimia: Kandidat harus menunjukkan kemampuan untuk melakukan penelitian dalam pendidikan kimia, yang mencakup desain penelitian, metodologi, analisis data, dan interpretasi hasil. Penelitian ini harus relevan dengan tantangan dan kebutuhan saat ini dalam pendidikan kimia.
  • Area Penelitian Khusus: Kandidat harus memiliki pengetahuan terperinci tentang area penelitian spesifik mereka dalam pendidikan kimia. Ini bisa mencakup topik seperti pembelajaran berbasis inkuiri, penggunaan teknologi dalam pengajaran kimia, strategi untuk meningkatkan pemahaman konsep kimia, atau pendekatan untuk meningkatkan akses dan inklusi dalam pendidikan kimia.

4.2. Familiaritas dengan Literatur Penelitian dan Perkembangan Terkini dalam Pendidikan Kimia

  • Familiaritas dengan Literatur Penelitian: Kandidat harus akrab dengan literatur penelitian terkini dalam pendidikan kimia. Ini termasuk pemahaman tentang studi-studi terkini, teori-teori pendidikan, dan metodologi penelitian yang relevan dengan pendidikan kimia.
  • Pembaruan dengan Perkembangan Terkini: Kandidat harus memiliki kemampuan untuk terus mengikuti perkembangan terbaru dalam pendidikan kimia. Ini melibatkan keterampilan dalam mencari dan menilai informasi dari berbagai sumber, termasuk jurnal akademik, konferensi, dan publikasi profesional.
  • Latar Belakang Kerja di Berbagai Area: Kandidat harus mampu memperoleh latar belakang kerja yang solid di berbagai area dalam pendidikan kimia. Ini termasuk kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan topik baru dan mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai sub-bidang kimia dan pendidikan ke dalam penelitian dan praktik pengajaran mereka.
  • Keterampilan Analisis Kritis: Kandidat harus dapat menganalisis secara kritis literatur penelitian, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan celah dalam penelitian yang ada, serta menentukan implikasi dari temuan penelitian untuk praktik pengajaran dan pembelajaran kimia.
  • Kontribusi pada Literatur: Kandidat diharapkan tidak hanya mengikuti tetapi juga berkontribusi pada literatur penelitian dalam pendidikan kimia. Ini melibatkan pengembangan dan publikasi penelitian orisinal yang menambahkan wawasan baru atau mengatasi tantangan dalam bidang tersebut.

4.3. Kemampuan Mengenali Masalah dan Pertanyaan Penelitian yang Berarti dalam Pendidikan Kimia

  • Mengidentifikasi Masalah Penting: Kandidat harus menunjukkan kemampuan untuk mengenali masalah dan pertanyaan penelitian yang berarti dalam konteks pendidikan kimia. Ini melibatkan pemahaman tentang tantangan saat ini dan kebutuhan dalam pendidikan kimia, baik di tingkat teoritis maupun praktis.
  • Pengembangan Pertanyaan Penelitian: Kandidat harus mampu merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas dan terfokus yang bertujuan untuk mengatasi celah pengetahuan atau masalah praktis dalam pendidikan kimia. Pertanyaan ini harus relevan, dapat diuji, dan berpotensi memberikan kontribusi signifikan pada bidang tersebut.
  • Kreativitas dan Inovasi: Kandidat diharapkan untuk menunjukkan kreativitas dan pemikiran inovatif dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian. Mereka harus mampu menghubungkan ide-ide dari berbagai area dalam kimia dan pendidikan untuk menghasilkan pendekatan baru dalam penelitian.
  • Analisis Kritis Terhadap Literatur: Kandidat harus mampu melakukan analisis kritis terhadap literatur penelitian yang ada untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pengetahuan saat ini dan menemukan peluang untuk penelitian baru.
  • Penerapan Pengetahuan ke dalam Praktik: Kandidat harus menunjukkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam konteks praktis pendidikan kimia, mengidentifikasi bagaimana penelitian mereka dapat mempengaruhi praktik pengajaran dan pembelajaran kimia.

4.4. Kemampuan Teknis dalam Praktik dan Pengajaran Laboratorium Kimia

  • Keterampilan Laboratorium Kimia: Kandidat harus memiliki keterampilan teknis yang kuat dalam manipulasi laboratorium kimia. Ini termasuk kemampuan untuk melakukan eksperimen kimia dengan aman dan efisien, menggunakan peralatan laboratorium, dan menerapkan teknik-teknik kimia yang sesuai.
  • Pengembangan Eksperimen Pendidikan: Kandidat diharapkan dapat merancang dan mengembangkan eksperimen laboratorium yang tidak hanya ilmiah tetapi juga pedagogis. Eksperimen ini harus dirancang untuk meningkatkan pemahaman konsep kimia dan mempromosikan pembelajaran aktif di kalangan siswa.
  • Penerapan Praktik Terbaik dalam Pengajaran Laboratorium: Kandidat harus menunjukkan kemampuan untuk menerapkan praktik terbaik dalam pengajaran laboratorium, termasuk metode untuk meningkatkan keselamatan, efektivitas, dan inklusivitas dalam pengaturan laboratorium pendidikan.
  • Integrasi Teknologi dalam Laboratorium: Kandidat harus mampu mengintegrasikan teknologi terkini dalam pengajaran laboratorium, termasuk penggunaan perangkat lunak simulasi, alat-alat digital, dan metode pembelajaran berbasis online untuk meningkatkan pengalaman laboratorium.
  • Evaluasi dan Penilaian dalam Pengajaran Laboratorium: Kandidat harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai kinerja siswa dalam pengaturan laboratorium, menggunakan metode penilaian yang adil, akurat, dan mendorong pembelajaran mendalam.

4.5. Kemampuan Komunikasi Lisan, Tertulis, dan Visual dalam Pendidikan Kimia

  • Keterampilan Komunikasi Lisan: Kandidat harus menunjukkan kemampuan komunikasi lisan yang efektif, termasuk kemampuan untuk menyampaikan konsep-konsep kimia yang kompleks dengan jelas dan menarik dalam berbagai pengaturan, seperti di kelas, seminar, konferensi, dan presentasi publik.
  • Keterampilan Komunikasi Tertulis: Kandidat harus memiliki keterampilan menulis yang kuat, yang memungkinkan mereka untuk menyusun materi pendidikan, artikel penelitian, proposal, dan laporan dengan jelas, ringkas, dan menarik. Ini termasuk kemampuan untuk menulis untuk audiens yang beragam, mulai dari artikel akademis hingga materi pendidikan untuk siswa.
  • Komunikasi Visual dan Penggunaan Media: Kandidat harus mampu menggunakan alat visual dan media untuk meningkatkan pengajaran dan presentasi mereka. Ini termasuk penggunaan grafik, diagram, animasi, dan teknologi presentasi untuk memperjelas konsep kimia dan meningkatkan pemahaman siswa.

4.6. Kemampuan Merancang Protokol Penelitian dan Melakukan Penelitian Mandiri yang Produktif dalam Pendidikan Kimia

  • Desain Protokol Penelitian: Kandidat harus menunjukkan kemampuan untuk merancang protokol penelitian yang efektif dalam konteks pendidikan kimia. Ini termasuk pengembangan desain penelitian yang sesuai, pemilihan metodologi yang tepat, dan perencanaan eksperimen atau intervensi pendidikan yang sistematis dan terstruktur.
  • Penelitian Mandiri yang Produktif: Kandidat harus mampu melakukan penelitian mandiri yang produktif, yang berarti mereka dapat menginisiasi, mengelola, dan membawa penelitian mereka ke kesimpulan yang bermakna. Ini termasuk kemampuan untuk bekerja secara independen, menyelesaikan masalah, dan mengadaptasi rencana penelitian berdasarkan hasil dan umpan balik.
  • Penerapan Penelitian dalam Pengaturan Pendidikan: Kandidat harus mampu menerapkan penelitian mereka dalam pengaturan pendidikan nyata. Ini melibatkan pengujian dan evaluasi strategi pengajaran, alat penilaian, atau intervensi pendidikan dalam konteks kelas atau lingkungan pembelajaran lainnya, serta menilai efektivitas dan dampaknya terhadap pembelajaran siswa.
  • Analisis Data dan Interpretasi: Kandidat harus memiliki keterampilan dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data. Ini termasuk penggunaan metode statistik yang tepat, kemampuan untuk menarik kesimpulan yang valid dari data, dan kemampuan untuk mengkomunikasikan temuan dengan cara yang jelas dan meyakinkan.
  • Refleksi dan Penyesuaian Berkelanjutan: Kandidat harus menunjukkan kemampuan untuk merefleksikan dan menyesuaikan pendekatan penelitian mereka berdasarkan hasil, umpan balik dari rekan-rekan, dan perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan kimia. Ini termasuk kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan terus meningkatkan praktik penelitian mereka.

5. Penilaian dan Evaluasi

  • Evaluasi kemajuan dan kompetensi kandidat doktor, termasuk output penelitian, dan kontribusi pada bidangnya.
  • Pentingnya penelitian yang relevan. Penilaian yang efektif dalam program doktor. harus mencerminkan kemampuan kandidat untuk menghasilkan penelitian yang dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, sejalan dengan isu-isu yang diangkat.

6. Peran Kursus Pascasarjana Formal dalam Pendidikan Kimia

  • Kursus atau Workshop Keterampilan Transferable: Kursus singkat atau workshop dalam keterampilan transferable seperti penulisan buku catatan penelitian dan ilmiah, presentasi, etika dalam pendidikan dan penelitian, manajemen waktu dan proyek, penyimpanan dan pengambilan informasi, pencatatan protokol eksperimental dan hasil, hak kekayaan intelektual, akuisisi dan manajemen dana penelitian, keselamatan laboratorium, pedoman eksperimen pada manusia dan penanganan hewan, keterampilan perpustakaan dan komputer, serta statistik sangat penting di awal program doktoral. Kursus ini dapat meningkatkan efektivitas dan kinerja penelitian serta meningkatkan peluang sukses kandidat dalam karier masa depan mereka.
  • Kursus Formal untuk Memperluas Basis Pengetahuan: Kursus formal sering digunakan untuk memperluas basis pengetahuan umum mahasiswa. Kursus-kursus ini harus dirancang untuk mempersiapkan kandidat untuk pembelajaran seumur hidup dan aktivitas penelitian, dengan melibatkan penggunaan literatur melalui cara tradisional dan elektronik serta berfokus pada pendidikan mandiri yang aktif.
  • Kursus Spesialisasi dalam Pendidikan Kimia: Kursus spesialisasi dalam pendidikan kimia harus dirancang tidak hanya untuk meningkatkan basis pengetahuan kandidat, tetapi juga untuk membuat mereka lebih profesional dalam pekerjaan mereka dan memungkinkan mereka menjadi komunikator yang efektif. Kursus harus interaktif dan tidak hanya berupa kuliah tradisional, sehingga mengembangkan keterampilan intelektual tingkat tinggi daripada hanya akumulasi informasi berbasis memori. Penilaian harus menguji keterampilan ini daripada pembelajaran rutin.
  • Pengembangan Sikap dan Sistem Nilai Profesional: Kursus juga harus berkontribusi pada pengembangan sikap profesional dan sistem nilai. Departemen atau institusi yang tidak memiliki fasilitas penelitian yang memadai untuk tingkat doktoral dan dimana sedikit penelitian sedang berlangsung tidak seharusnya menggunakan kursus formal sebagai pengganti penelitian laboratorium atau teoritis asli.
  • Pertimbangan Waktu dan Gangguan: Kursus dapat memakan waktu dan mengganggu pekerjaan pengumpulan data. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui kursus juga dapat diperoleh melalui cara lain, seperti kegiatan klub jurnal, tinjauan literatur tentang topik tertentu, dan seminar tentang topik yang tidak terkait dengan penelitian. Oleh karena itu, kursus formal harus dibatasi jumlah dan durasinya serta dipilih sedemikian rupa untuk memungkinkan kandidat beralih disiplin ilmu antara bergabung dengan program pascasarjana dan memulai penelitian yang akan menjadi dasar tesis mereka.
  • Kerjasama Antar-Institusi: Dalam konteks dimana sumber daya akademik dan ilmiah terbatas, kerja sama antar-institusi dapat mengatasi kekurangan lokal. Keputusan realistis dan berani dari departemen Kimia untuk tidak menawarkan program doktor karena kurangnya sumber daya manusia, finansial, fisik, dan teknis yang memadai harus dihargai.

7. Tanggung Jawab Pembimbing Utama dalam Pendidikan Kimia

  • Proyek Penelitian Berkelanjutan: Pembimbing utama harus memiliki proyek penelitian yang sedang berlangsung dan telah berkontribusi pada literatur yang ditinjau oleh rekan sejawat. Interaksi antara pembimbing dan kandidat dalam perencanaan dan pemrograman kerja serta dalam penetapan dan pemenuhan tenggat waktu merupakan pengaruh eksternal terpenting dalam pembelajaran dan pengembangan yang terjadi pada kandidat doktor.
  • Sifat, Frekuensi, dan Kualitas Bimbingan: Kemajuan dalam penelitian doktoral bergantung pada sifat, frekuensi, dan kualitas bimbingan yang diberikan kepada kandidat, terutama pada tahap awal. Praktik bimbingan yang baik dan direkomendasikan termasuk pencatatan singkat untuk jumlah pertemuan minimum yang disepakati oleh kandidat dan pembimbing utama.
  • Penyesuaian Peran Pembimbing: Peran pembimbing utama dalam mengarahkan penelitian siswa memerlukan penyesuaian dalam perspektif dan perilaku pribadi terhadap kandidat. Kandidat biasanya memulai dengan pengetahuan, keterampilan, dan perspektif yang terbatas, dan memerlukan banyak bimbingan. Namun, seiring berjalannya waktu, kandidat harus berkembang menjadi peneliti yang mandiri dan profesional.
  • Pengurangan Arah Rinci: Pembimbing harus mengurangi arahan rinci seiring dengan kemajuan proyek dan kemandirian kandidat, dan mungkin harus menerima penurunan efisiensi dalam pekerjaan laboratorium sebagai bagian dari biaya pendidikan profesional. Pembimbing dan kandidat secara bertahap menjadi rekan yang saling menghormati yang berpartisipasi dalam proyek penelitian bersama.
  • Batasan Jumlah Kandidat: Jumlah kandidat doktor yang dapat ditangani oleh setiap pembimbing utama harus dibatasi dalam batas yang wajar.
  • Kemitraan Pembimbing dan Kandidat: Pembimbing utama dan kandidat berpartisipasi sebagai mitra dalam upaya bersama tetapi tidak sebagai setara. Penting bahwa jika terjadi kesulitan dalam hubungan, jalur yang jelas dan eksplisit untuk resolusi mereka tersedia.
  • Pembimbing sebagai Mentor dan Penghubung: Karena proses pendidikan dan pelatihan doktoral mengandung unsur magang dalam penelitian, pembimbing bukan hanya guru dan mentor tetapi juga penentu utama hubungan kandidat dengan komunitas ilmiah dan peluang profesional mereka selanjutnya. Pembimbing harus membantu dan mendorong pembuatan jaringan profesional oleh kandidat, misalnya melalui partisipasi dalam pertemuan ilmiah dan internet.
  • Pemilihan Topik Tesis dan Pembimbing: Harus ada waktu yang cukup untuk memilih topik tesis dan pembimbing atau mentor setelah terpapar pada beberapa pembimbing potensial. Upaya oleh mentor potensial untuk membujuk kandidat agar berlatih dengan mereka selain dengan metode terbuka harus dihindari.

8. Tanggung Jawab Akademisi Selain Pembimbing Utama dalam Pendidikan Kimia

  • Peran Akademisi Lain: Meskipun proses pendidikan doktoral sering kali dilihat sebagai berdasarkan aspek manusia dan ilmiah dari hubungan pembimbing-kandidat, pelatihan lengkap kandidat untuk memenuhi standar ini sering kali melampaui kemampuan satu orang. Harus diakui bahwa akademisi lain dengan pengalaman dalam penelitian dan bimbingan serta di bidang spesialisasi (misalnya, statistik, teknik baru) memiliki peran penting dalam pelatihan kandidat dan harus menjadi anggota komite bimbingan kandidat.
  • Komite Bimbingan: Komite ini tidak harus dipimpin oleh pembimbing utama dan harus bertemu setidaknya sekali setahun, menyimpan catatan tertulis (disalin ke kandidat) tentang kemajuan dan saran yang diberikan, dan termasuk anggota dari luar departemen kandidat. Ini tidak hanya memperluas lingkungan pembelajaran bagi kandidat tetapi juga menunjukkan sifat sosial dan interaktif dari penelitian dan pemikiran ilmiah, yang dipraktikkan dalam komunitas ilmiah lokal dan internasional dan semakin bergantung pada jaringan dan pendekatan berbasis tim.
  • Fungsi Komite Bimbingan: Di antara fungsi komite bimbingan kandidat adalah: persetujuan program pelatihan dan proyek; pemantauan dan penilaian berkala terhadap kemajuan menuju penyelesaian pekerjaan tesis; keputusan tentang kecukupan kandidat untuk melanjutkan dalam program doktoral; dan penentuan kapan cukup pekerjaan telah dilakukan untuk memenuhi persyaratan tesis.
  • Tanggung Jawab Departemen atau Institusi: Tanggung jawab departemen atau institusi tempat kandidat dididik dan dilatih meliputi: mendefinisikan prosedur untuk seleksi dan evaluasi kandidat dan persyaratan (termasuk waktu, metode evaluasi, dan standar yang diharapkan) untuk pemberian gelar; menyediakan lingkungan fisik dan intelektual yang tepat dimana keterampilan dan kompetensi dapat diperoleh; memastikan bimbingan yang tepat dan layak untuk kandidat; dan mengumumkan kebijakan yang jelas tentang kepemilikan intelektual, prosedur untuk keluhan dan banding. Juga merupakan tanggung jawab institusi untuk menyediakan pengembangan pembimbing, dan menyediakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan dan pengembangan profesional dan umum kandidat doktor.
  • Pengembangan Jaringan Profesional: Pembimbing dan komite bimbingan harus mendorong dan memediasi pembentukan jaringan profesional oleh kandidat, misalnya melalui partisipasi dalam pertemuan ilmiah, penggunaan internet, dan interaksi dengan komunitas ilmiah yang lebih luas. Ini penting untuk membantu kandidat dalam membuat keputusan karir yang paling penting dan memperluas peluang profesional mereka.
  • Pemilihan Topik dan Pembimbing: Harus ada waktu yang cukup bagi kandidat untuk memilih topik tesis dan pembimbing atau mentor setelah terpapar pada beberapa pembimbing potensial. Proses pemilihan ini harus transparan dan berdasarkan merit, bukan melalui metode persuasif yang tertutup.

9. Tanggung Jawab Kandidat dalam Program doktor Pendidikan Kimia

  • Pertumbuhan Intelektual dan Ilmiah: Program doktoral harus sama-sama peduli dengan pertumbuhan intelektual dan ilmiah kandidat serta dengan kualitas dan merit kerja untuk, dan yang dilaporkan dalam, tesis. Untuk mencapai keduanya secara memuaskan dan efektif, kandidat harus mengetahui dan terlibat aktif dalam proses tersebut serta sadar akan tanggung jawabnya.
  • Kepatuhan terhadap Regulasi dan Pedoman: Ini termasuk keakraban dengan dan pengamatan terhadap peraturan, persyaratan, dan pedoman yang disiapkan oleh institusi, departemen, dan pembimbing utama serta pembimbing lain yang terkait dengan program doktoral dan gelar; keakraban dengan penanganan dan perawatan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan penelitian.
  • Pemeliharaan Hubungan Profesional dan Etis: Kandidat harus memelihara hubungan profesional dan etis setiap saat dengan pembimbingnya, departemen, dan institusi; partisipasi dalam dan kontribusi terhadap komunitas intelektual dan ilmiah yang disediakan oleh departemen dan institusi.
  • Kehadiran dan Partisipasi: Kandidat harus menghadiri semua kursus yang ditugaskan dan kegiatan lainnya sesuai yang dipersyaratkan oleh pembimbing, departemen, dan institusi.
  • Pencatatan Data Penelitian: Kandidat harus memastikan bahwa semua data asli tentang pekerjaan penelitian dicatat dengan cermat dan diserahkan untuk disimpan dengan aman di departemen selama periode yang ditentukan oleh departemen dan/atau institusi (biasanya tidak kurang dari lima tahun setelah penyelesaian pekerjaan tesis).
  • Hubungan yang Memuaskan dengan Pembimbing: Hubungan yang memuaskan antara pembimbing dan kandidat adalah hubungan yang saling menguntungkan dan mendukung serta berkontribusi pada pembentukan sikap, keterampilan, dan wawasan kedua belah pihak.

10. Durasi Pelatihan Doktoral dalam Pendidikan Kimia

  • Transisi dari Sarjana ke Pascasarjana: Banyak mahasiswa memasuki sekolah pascasarjana atau program langsung dari gelar sarjana dengan sedikit persiapan untuk perbedaan yang signifikan antara ilmu pengetahuan sarjana dan pascasarjana, ketidakpastian sehari-hari dalam pekerjaan penelitian, dan sedikit persiapan untuk pengalaman mereka sebagai mahasiswa pascasarjana atau ekspektasi yang mungkin dimiliki pembimbing terhadap mereka. Transisi ini melibatkan banyak perubahan dalam status, gaya kerja, lingkup masalah intelektual yang dihadapi, kepercayaan diri, dan bahkan harga diri.
  • Transisi ke Ilmuwan Mandiri: Transisi dari mahasiswa ke ilmuwan mandiri tidak berlangsung pada tingkat yang sama untuk berbagai individu. Variabel yang lebih besar adalah periode penyelesaian proyek penelitian. Tidak masuk akal untuk mengharapkan bahwa persyaratan untuk gelar doktor dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
  • Pemantauan dan Dokumentasi: Kemajuan setiap kandidat harus dipantau dan didokumentasikan oleh komite bimbingan. Keputusan tentang meninggalkan proyek yang tidak produktif tidak boleh datang tiba-tiba setelah beberapa tahun, tetapi harus muncul dari diskusi dengan kandidat sementara masih ada waktu untuk menyelesaikan gelar dalam periode konvensional.
  • Batas Waktu Fleksibel: Batas waktu harus fleksibel dan retensi kandidat yang kompeten dalam program hanya karena mereka produktif harus dihindari. Pemberian gelar doktor harus mengidentifikasi individu yang telah memperoleh standar tinggi penelitian ilmiah dan yang tidak mengkompromikan standar tersebut untuk memenuhi tenggat waktu yang sewenang-wenang.
  • Durasi Pelatihan: Mengingat kandidat diharapkan untuk memperoleh atau mengembangkan filosofi profesional dan nilai-nilai profesional selain pengetahuan teknis dan keterampilan, terlepas dari kesuksesan dalam penelitian, tampaknya wajar bahwa periode pelatihan tidak boleh kurang dari tiga tahun dengan maksimum lima tahun untuk kandidat penuh waktu.

11. Tesis Doktoral dalam Pendidikan Kimia

  • Sidang Tesis: Tesis doktoral, yang dipresentasikan dan dipertahankan secara lisan di depan setidaknya satu ahli eksternal dan komite bimbingan, merupakan bukti utama bahwa kandidat doktoral telah memperoleh keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk sertifikasi sebagai ilmuwan yang kompeten dan mandiri.
  • Demonstrasi Penelitian yang Berhasil: Tesis harus menunjukkan bahwa kandidat telah melakukan penelitian yang sukses dan bermakna dengan memecahkan masalah orisinal dengan tingkat kemandirian yang meningkat, mengusulkan ide-ide sendiri, bahwa kontribusi kandidat signifikan, dan bahwa kandidat memahami bagaimana hasilnya masuk ke dalam skema pengetahuan saat ini.
  • Tanggung Jawab Penulisan Tesis: Penulisan tesis harus menjadi tanggung jawab kandidat. Sebaiknya ditulis dalam bahasa Inggris, atau setidaknya berisi ringkasan yang luas dalam bahasa tersebut.
  • Evaluasi Akhir Tesis: Evaluasi akhir tesis doktor harus menjadi tanggung jawab satu atau lebih ahli yang diundang dari luar institusi. Struktur institusional untuk tinjauan komentar pemeriksa eksternal tentang kompetensi dan kinerja kandidat berkontribusi untuk memastikan keseragaman dalam penerapan standar.
  • Bentuk Tesis: Tesis doktoral dapat mengambil berbagai bentuk. Pada satu ekstrem, itu mungkin merupakan dokumen panjang yang memberikan tinjauan menyeluruh tentang literatur, penjelasan tentang masalah yang dipilih, deskripsi rinci metode, presentasi lengkap hasil eksperimental, dan diskusi yang luas tentang interpretasi dan implikasi temuan. Pada ekstrem lain, yang mungkin tidak secara universal diterima, itu mungkin terdiri dari satu atau lebih makalah yang diterbitkan dengan pengantar umum dan diskusi menyeluruh tentang proyek penelitian.
  • Kontribusi Kandidat: Harus jelas apa kontribusi kandidat dan bagaimana kandidat telah menempatkan penelitian dalam perspektif ilmiah. Materi tambahan yang ditulis oleh kandidat harus memperkenalkan setiap publikasi yang digunakan sebagai bagian dari tesis dan harus mendiskusikan signifikansi penelitian dan implikasinya untuk penyelidikan atau aplikasi masa depan.
  • Penelitian dalam Kerjasama Besar: Banyak penelitian saat ini dilakukan di kerjasama besar di mana beberapa kandidat, teknisi, dan rekan pascadoktoral berkontribusi pada proyek. Dalam keadaan seperti ini, penting untuk secara jelas membedakan kontribusi yang dibuat oleh kandidat dalam tesis, dan pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain harus didefinisikan secara eksplisit dan diakui dengan tepat.
  • Ukuran Tesis: Ukuran atau volume materi tesis tidak boleh digunakan sebagai kriteria dalam evaluasi. 
  • Publikasi Ilmiah: Publikasi materi yang akan dimasukkan dalam tesis harus didorong. Perkembangan ilmiah yang cepat mengharuskan semua penelitian yang bermakna dan original diterbitkan secepat mungkin. Gelar doktor sebaiknya hanya diberikan untuk tesis yang berisi karya orisinal yang telah diterbitkan dengan kandidat sebagai penulis pertama atau yang dianggap oleh penguji cocok untuk publikasi di jurnal yang ditinjau sejawat di bidang tersebut. Namun, harus diakui bahwa kandidat terkadang memenuhi semua persyaratan tetapi tidak mencapai hasil yang dapat diterbitkan.
  • Pemberian Gelar doktor: Pemberian gelar doktor semata-mata berdasarkan presentasi makalah yang diterbitkan, tanpa komponen pendidikan dan pelatihan formal, harus dihindari. Penghargaan gelar doktor harus didasarkan semata-mata pada kapasitas yang ditunjukkan kandidat untuk memenuhi standar ini.

12. Beberapa hal yang juga dapat dipertimbangkan

  • Penekanan Lebih Kuat pada Literasi Digital: Mengingat peran teknologi digital, termasuk AI, yang semakin meningkat dalam pendidikan, program ini bisa mendapatkan manfaat dari penekanan yang lebih kuat pada literasi digital dan penggunaan teknologi pendidikan dalam pendidikan kimia.
  • Integrasi Perspektif Global dan Lingkungan: Mengintegrasikan isu-isu global dan lingkungan yang berkaitan dengan kimia bisa memperkaya program ini, mempersiapkan lulusan untuk tantangan seperti keberlanjutan dan kerja sama internasional.
  • Peluang Penelitian Interdisipliner: Mendorong proyek-proyek penelitian antar bidang, mungkin dengan kerjasama departemen atau institusi lain, bisa memberikan perspektif yang lebih luas dan pendekatan inovatif dalam pendidikan kimia.
  • Keterlibatan Industri dan Masyarakat: Menyertakan lebih banyak peluang untuk keterlibatan industri dan masyarakat dalam kurikulum bisa memberikan pengalaman praktis dan membantu menjembatani kesenjangan antara penelitian akademis dan aplikasi dunia nyata.
  • Diversitas dan Inklusi: Menekankan lebih kuat diversitas dan inklusi dalam kurikulum dan peluang penelitian akan mempersiapkan lulusan untuk mengajar dan bekerja di lingkungan yang beragam dan inklusif.
  • Mekanisme Umpan Balik dan Evaluasi Berkelanjutan: Mengimplementasikan mekanisme umpan balik dan evaluasi berkelanjutan baik untuk mahasiswa maupun staf pengajar bisa membantu menjaga relevansi dan kualitas program.
  • Jaringan Alumni dan Dukungan Karier: Membentuk jaringan alumni yang kuat dan menyediakan layanan dukungan karier bisa meningkatkan perkembangan profesional dan peluang bagi lulusan.

13. Kesimpulan

  • Pentingnya menetapkan standar tinggi untuk program doktor dalam pendidikan kimia untuk memastikan kualitas lulusan.
  • Tinjauan dan adaptasi berkelanjutan terhadap standar agar tetap relevan dan efektif.

Keseluruhan kerangka ini (1 sampai 13) menunjukkan pentingnya pendidikan dan penelitian yang berkualitas tinggi dalam bidang pendidikan kimia, yang tidak hanya relevan secara teoritis tetapi juga praktis dan aplikatif.

Malang, 16 Januari 2024