Menemukan tempat di mana kita dihargai

“Simpel saja, kalau orang menjauhi kita, kita jauhkan diri juga, kalau orang gak suka kita, gak perlu kita tunjukkan muka, pergilah ke tempat dimana kita dihargai, kita berhak memilih jalan hidup sendiri” – Gus Dur

Dalam gema kata-kata Gus Dur, tersemat hikmah tentang menghargai diri, bak mutiara tersembunyi dalam lautan kebijaksanaan. “Pilihlah sendiri jalan hidupmu,” begitu ia berkata, nyanyian seruan merdeka untuk mengakui kebebasan dan hak atas takdir kita. Di tengah kehidupan yang kerap lalai memberi penghargaan, Gus Dur menuntun kita, dengan lembut namun pasti, ke arah pencarian suaka dimana esensi kita diakui dan dirayakan. Bukan sekadar ajakan untuk meninggalkan, melainkan sebuah panggilan berani untuk mengejar lingkungan yang merawat dan mengasuh jiwa.

Keberanian mengubah haluan, menurut Gus Dur, layaknya kilauan harapan dalam penjelajahan mencari kebahagiaan dan pengakuan diri. Setiap detak langkah kita menuju apresiasi diri, merangkai cerita perjalanan yang tak ternilai. “Di mana dihargai, di situ berlabuh,” lebih dari sekadar nasihat, ini adalah mantra pengingat dalam perjalanan mencari pelabuhan di dunia ini—yang terpenting bukanlah di mana kita berada, melainkan di mana kita bisa berkembang dan dihormati sebagaimana layaknya.