Niat seorang dosen, sang pendidik

Ngomong-ngomong soal dosen yang publikasi dan bekerja demi kenaikan jabatan atau reputasi, ini sepertinyanya jadi topik seru. Bayangkan saja, seorang dosen yang seharusnya jadi pahlawan cerdas cermat buat anak-anak muda di kampus, malah sibuk mengejar setoran publikasi buat naik pangkat. Sepertinya ada yang tidak beres dengan motivasinya.

Jadi, bukan rahasia lagi kalau di dunia akademik itu publikasi adalah kunci. Semakin banyak kamu publikasi, semakin bagus reputasimu. Tapi, kalau niatnya cuma itu, kasihan mahasiswanya. Mereka butuh bimbingan, inspirasi, dan ilmu yang benar-benar berguna buat hidup mereka, bukan cuma teori dari jurnal yang ditulis demi poin tambahan.

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya ini bisa jadi bumerang. Dosen yang seharusnya jadi role model jadi terlihat seperti salesman ilmu yang lagi promo diri. Ini tidak cuma bikin nilai edukasi jadi turun, tapi juga bisa membuat citra akademisi jadi kurang baik di mata masyarakat.

Tapi, tidak semua harapan itu hilang. Masih banyak dosen-dosen hebat yang niatnya lurus, yang mau berbagi ilmu bukan karena ingin naik jabatan, tapi karena mereka pengen bikin perubahan yang nyata di masyarakat. Mereka ini yang sebenarnya pahlawan pendidikan. Jadi, buat para dosen yang mungkin lagi membaca ini, mari kita ingat-ingat lagi kenapa kita memilih jadi dosen. Bukan cuma soal jabatan atau gaji, tapi lebih ke gimana caranya kita bisa bikin dunia ini jadi lebih baik lewat ilmu yang kita bagikan.

Pokoknya, tetap semangat ya buat semua dosen dan akademisi! Dunia pendidikan itu luas dan penuh dengan kemungkinan. Mari kita isi dengan niat-niat baik dan kontribusi yang bermakna. Selamat menyoblos calom presiden besok!